penyakit menular seksual yang menyerang pria

7 Penyakit Menular Seksual yang Sering Menyerang Pria

Diposting pada

Kenali 7 penyakit menular seksual yang sering menyerang pria! Pelajari gejala, penyebab, dan cara pencegahannya sebelum terlambat.

Penyakit Menular Seksual atau yang lebih dikenal sebagai Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang menyebar melalui hubungan seksual. IMS bisa menyerang siapa saja, termasuk pria.

Beberapa penyakit ini bahkan tidak menunjukkan gejala di awal, sehingga sering tidak disadari hingga kondisinya memburuk.

Nah, agar lebih waspada, yuk pahami lebih dalam tentang penyakit menular seksual pada pria!

Apa Itu Penyakit Menular Seksual?

Penyakit menular seksual adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus atau parasite dan menular melalui kontak seksual, baik melalui hubungan vaginal, anal, maupun oral.

Jika tidak segera ditangani, beberapa IMS dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas, gangguan organ reproduksi, hingga meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS.

Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual pada Pria

Terdapat beberapa jenis penyakit menular seksual yang bisa menginfeksi pria. Berikut beberapa yang paling umum menginfeksi seperti:

Gonore (kencing nanah)

Infeksi gonore terjadi akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae melalui hubungan seksual dan merupakan jenis penyakit menular seksual yang paling sering terjadi.

Mengutip dari laman detik.com, sepanjang januari hingga september 2024, tercatat 6.885 kasus gonore di Indonesia, termasuk pada remaja di bawah usia 15 tahun dan 15-19 tahun.

Adapun beberapa gejala pada pria yang mengalami infeksi gonore, antara lain:

  • Nyeri atau panas saat buang air kecil
  • Bengkak dan nyeri pada testis (jarang terjadi)
  • Terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali
  • Keluar cairan kental berwarna putih, kuning, atau hijau dari penis

Pengobatan gonore biasanya dengan antibiotik, namun jika dibiarkan bisa menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas atau infeksi menyebar ke bagian tubuh lain.

Klamidia

Penyebabnya akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis yang biasanya mempengaruhi uretra (dalam penis), rektum juga tenggorokan.

Beberapa gejala yang muncul pada pria jika mengalami penyakit klamidia, antara lain:

  • Rasa nyeri saat buang air kecil
  • Nyeri atau bengkak sekitar testis
  • Keluar cairan bening atau putih dari penis
  • Terkadang tidak bergejala, sehingga sulit terdeteksi

Pengobatan penyakit klamidia biasanya menggunakan antibiotik, tetapi jika tidak mengobatinya bisa menyebabkan peradangan pada organ reproduksi pria.

Sifilis

Sifilis terjadi akibat infeksi bakteri Treponema pallidum yang bisa menular melalui selaput lendir atau saling bersentuhan kulit.

Mengutip dari laman detik.com, sepanjang januari hingga september 2024, 245 kasus sifilis primer, 239 kasus sifilis sekunder, dan 49 sifilis kongenital.

Untuk gejala infeksi sifilis atau raja singa pada pria antara lain:

  • Luka tidak nyeri pada penis, anus, atau mulut (stadium awal)
  • Ruam seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan dan kaki
  • Jika tidak mengobatinya, maka bisa menyebabkan gangguan saraf, kebutaan, hingga kematian

Pengobatan sifilis dapat dengan antibiotik (biasanya penisilin), tetapi jika sudah memasuki stadium lanjut, dampaknya bisa lebih parah dan sulit mengatasinya.

Herpes genital

Biasanya muncul antara 3 sampai 10 hari setelah terinfeksi virus herpes simpleks (HSV-1 dan HSV-2 yang penularannya melalui hubungan seksual.

Setelah terinfeksi, virus herpes ini dapat tetap berada dalam tubuh yang kemudian dapat kambuh kembali.

Gejala umum herpes kelamin pada pria yaitu:

  • Bisa muncul dan hilang berulang kali
  • Rasa nyeri, gatal, dan panas pada area yang terinfeksi
  • Muncul lepuhan atau luka melepuh sekitar alat kelamin

Tidak ada obat untuk menyembuhkan herpes, tetapi obat antivirus bisa membantu mengontrol gejala dan mengurangi risiko penularan.

Kutil kelamin

Munculnya kutil pada alat kelamin akibat infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) yang bisa muncul satu bulan atau lebih setelah terinfeksi.

Kutil kelamin pada pria menyebabkan gejala seperti:

  • Muncul kutil kelamin pada sekitar alat kelamin atau anus
  • Kadang tidak menimbulkan gejala tetapi bisa meningkatkan risiko kanker penis atau anus

Kutil kelamin bisa hilang dengan obat oles atau prosedur medis, tetapi infeksi HPV sendiri tidak bisa sepenuhnya terobati.

Oleh karena itu sebaiknya melakukan aksin HPV bisa membantu mencegah infeksi ini.

Trikomoniasis

Terjadi akibat infeksi parasit Trichomonas vaginalis.

Trikomoniasis termasuk jenis penyakit menular seksual yang cukup umum, tapi banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi karena sering kali tidak menunjukkan gejala.

Penyakit trikomoniasis pada pria menyebabkan gejala:

  • Gatal atau iritasi pada penis
  • Keluar cairan tidak normal dari penis
  • Rasa nyeri saat buang air kecil atau ejakulasi

Pengobatan trikomoniasis bisa dengan antibiotik, biasanya seperti metronidazole atau tinidazole.

HIV/AIDS

Virus HIV bisa mengganggu dan merusak sistem kekebalan tubuh penderitanya dan menjadi penyaki menular seksual yang paling berbahaya.

Orang yang menderita penyakit HIV/AIDS akan mudah terjena berbagai penyakit lainnya.

Mengutip dari laman merdeka.com, antara Januari hingga September 2024, Indonesia melaporkan lebih dari 35.000 kasus HIV baru, dengan 71% adalah pria.

Sekitar 6% kasus terjadi pada remaja dengan usia kurang dari 20 tahun.

Infeksi HIV pada pria meyebabkan gejala:

  • Demam berkepanjangan
  • Berat badan turun drastis
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Infeksi oportunistik akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh

HIV tidak bisa sembuh, tetapi dengan terapi antiretroviral (ARV), penderita bisa tetap sehat dan mencegah perkembangan menjadi AIDS.

Bagaimana Cara Mencegah PMS pada Pria?

Mencegah penularan tentu lebih baik dari pada mengobati. Berikut beberapa langkah untuk menghindari dari penyakit menular seksual:

  • Setia pada satu pasangan dan hindari hubungan seks berisiko.
  • Lakukan tes IMS secara rutin terutama jika sering berganti pasangan.
  • Dapatkan vaksin HPV dan Hepatitis B untuk perlindungan tambahan.
  • Hindari berbagi alat pribadi, seperti handuk atau celana dalam, dengan orang lain.
  • Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan.

Beberapa jenis penyakit menular seksual tidak menunjukkan gejala pada awal infeksinya, sehingga penting untuk selalu mewaspadanya.

Dengan menerapkan seks yang aman, melakukan tes rutin, dan segera mencari pengobatan jika mengalami gejala, maka dapat mencegah risiko terkena IMS.

Jika mengalami gejala atau merasa berisiko, segera konsultasikan ke dokter atau Klinik Raphael untuk pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Jangan tunggu gejala semakin memburuk, segera berkonsultasi dengan dokter kami melalui nomor WhatsApp 081396254650 (Free).

konsultasi dokter online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *