Pruritus merupakan istilah medis untuk seseorang yang mengeluh karena gatal pada kulit dan menimbulkan rasa ingin menggaruk. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, namun area kulit yang gatal dapat terluka atau terinfeksi jika digaruk terus-menerus.
Bahkan gatal ini bisa muncul pada salah satu area tubuh atau menyebar ke seluruh tubuh. Meskipun pruritus biasanya tidak berbahaya, rasa gatal yang intens bisa bikin kita tidak nyaman dan memengaruhi kualitas hidup, lho!
Umumnya pruritus terjadi akibat adanya gangguan kulit, seperti kulit kering, eksim atau reaksi alergi. Selain gangguan kulit, penyebab pruritus bisa karena penyebab lain, seperti penyakit kuning, gangguan saraf, dan gangguan ginjal.
Daftar Isi
Penyebab Penyakit Pruritus
Pruritus terjadi ketika saraf kulit mendapatkan rangsangan, seperti karena iritasi atau alergi yang kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke otak untuk di proses menjadi sensasi gatal. Kemudian untuk mengatasi rasa gatal, tubuh akan memberikan respon dengan cara menggaruknya.
Jadi berdasarkan bagian tubuh yang terdampak, pruritus terbagi menjadi 2, berikut penjelasannya:
Pruritus lokal
Merupakan gatal yang hanya muncul pada bagian tubuh tertentu yang penyebab umumnya karena iritasi atau peradangan pada kulit tersebut.
Berikut ini beberapa penyakit kulit yang dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit pruritus lokal, antara lain:
Pruritus kulit
Selanjutnya, terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan pruritus, berikut beberapa penyebab misalnya:
- Ketombe
- Biduran
- Psoriasis
- Kulit kering
- Lichen planus
- Biang keringat
- Pityriasis rosea
- Gigitan serangga
- Neurodermatitis
- Dermatitis atopik, seboroik dan herpetiformis
Infeksi
Infeksi pada kulit yang bisa menyebabkan penyakit pruritus misalnya:
- Jamur kutu air dan kurap
- Virus herpes zoster dan cacar air
- Bakteri seperti folikulitis dan impetigo
- Parasit seperti kudis, kutu dan cutaneous larva migrans
Reaksi alergi atau iritasi
Reaksi alergi atau iritasi bisa terjadi karena beberapa bahan berikut yang menyebabakan penyakit pruritus, serta penyebab lain meliputi
- Bulu hewan
- Kain wol atau nilon
- Logam pada perhiasan
- Cat kuku atau pewarna rambut
- Bahan kimia pada sabun, parfum, pewangi pakaian atau deterjen
Akibat paparan
Terakhir, pruritus lokal bisa terjadi akibat adanya paparan, sebagai contoh:
- Sinar matahari
- Gigitan serangga
- Debu atau serbuk sari
- Udara kering atau dingin
Pruritus sistemik
Sedangkan untuk jenis pruritus selanjutnya ialah pruritis sistemik, penyebabnya ialah:
- Gangguan mental
- Autoimun seperti lupus
- Kehamilan atau menopause
- Kanker seperti leukimia
- Kelainan darah seperti anemia
- Gagal ginjal kronis
- Penyakit pada organ hati
- Penyakit diabetes
- Virus seperti HIV dan hepatitis C
- Reaksi alergi atau efek samping obat-obatan
Faktor Resiko Pruritus
Masalah ini bisa dialami oleh siapa saja, namun ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan kamu mengalami kondisi ini. Berikut adalah beberapa faktor resiko pruritus:
- Daya tahan tubuh lemah
- Sedang menjalani cuci darah
- Menderita alergi eksim atau asma
- Kondisi kebersihan yang kurang baik
- Lingkungan yang kering atau ekstrem
- Usia lanjut sebab kulit menjadi lebih kering
- Selanjutnya penyakit ginjal, diabetes dan gangguan hati
Gejala Akibat Pruritus
Gejala utama dari pruritus yaitu sensasi gatal kulit. Gatal ini dapat timbul hanya pada bagian tertentu, seperti kulit kepala, lengan, dan kaki atau bahkan di seluruh tubuh.
Kemudian jika kamu menggaruk kulit yang gatal, maka gejala lain juga akan muncul, antara lain:
- Luka goresan
- Kulit menebal atau bersisik
- Ruam, bentol atau bengkak
- Nyeri dan panas pada kulit
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Benjol berisi cairan, bintik atau lecet
- Perubahan warna kulit sehingga menjadi lebih terang atau gelap
Diagnosis untuk Pruritus
Jadi untuk mendiagnosis suatu pruritus, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang muncul dan riwayat kesehatan pasien. Lebih lanjut dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Tak hanya itu, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- USG perut, pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kondisi hati dan ginjal
- Tes alergi, pemeriksaan ini untuk menentukan apakah gatal ini akibat dari reaksi alergi
- Tes darah, pemeriksaan ini untuk mendeteksi penyakit liver, penyakit ginjal dan gangguan tiroid
- Foto rontgen, pemeriksaan ini untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam tubuh
- Kemudian biopsi kulit dengan mengambil sample jaringan kulit yang gatal guna pengecekkan pada mikroskop
Komplikasi
Jika tidak segera mendapat penanganan, maka pruritus dapat menggangu aktivitas pada penderitanya. Selain itu juga, pruritus dapat menimbulkan beberap komplikasi berikut:
- Prurigo
- Susah tidur
- Infeksi pada kulit
- Luka pada kulit
- Penebalan kulit
- Bekasi luka menghitam
Cara Pencegahan
Terjadinya masalah pruritus akibat dari reaksi alergi dan dapat mencegahnya dengan menghindari pemicu gejala alergi atau mengonsumsi obat alergi secara rutin.
Sementara pada penderita diabetes, dengan menjaga kadar gula darah tetap terkontrol dapat mencegah prurirtus.
Berikut ini beberapa cara lain yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko terkena pruritus:
- Menggunakan pelembap kulit
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi
- Menggunakan krim pelindung sinar matahari
- Minum air yang cukup agar tubuh tidak kekurangan cairan
- Kenakan pakaian yang lembut dan dapat menyerap keringat
- Bersihkan rumah dengan rutin agar terhindar dari tugau dan debu
Mengatasi Pruritus
Meski tidak semua pruritis berbahaya, penangan dokter perlu jika gatal muncul dengan keluhan-keluhan tambahan seperti:
- Gatal yang semakin parah sehingga menganggu aktivitas
- Muncul gejala lain sepetri ruam, luka lepus atau kulit mengelupas
- Gatal yang berlangsung lebih dari 2 minggu dan tidak kunjung membaik setelah pengobatan
Untuk konsultasi lebih lanjut bisa menghubungi Dokter Klinik Raphael melalui nomor whatsapp 0813-9625-4650 atau bisa mengklik link https://bit.ly/Klinikraphael.