Kadar keasaman atau pH pada vagina cukup memengaruhi terbentuknya ekosistem vagina yang sehat. Mempertahankan pH vagina sesuai dengan yang seharusnya sangatlah penting guna menjaga kesehatan organ kewanitaan.
Adanya perubahan pH vagina tentunya dapat merusak keseimbangan antara bakteri baik dan juga bakteri jahat. Jika bakteri baik berkurang tentu saja bakteri jahat akan terus berkembang, begitupun sebaliknya. Kondisi ini dapat memicu keputihan yang tidak normal.
Keseimbangan bakteri yang terganggu dan pH vagina yang berubah paling sering akan menimbulkan keluhan seperti keputihan yang tidak seperti normal.
Daftar Isi
Apa yang Mempengaruhi pH Vagina
Bagi para wanita informasi ini menurut kami sangatlah penting, karena mereka harus mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi pH vagina. Dengan begitu semoga setelah membaca artikel ini wanita dapat memiliki pemahaman yang baik.
Parameter pH untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan zat, dengan rentang skala antara 0 hingga 14. Sebuah nilai pH kurang dari 7 dianggap sebagai asam, nilai pH 7 dianggap netral, sedangkan nilai pH lebih dari 7 dianggap sebagai basa.
Ketika berbicara tentang pH vagina yang “normal,” biasanya berkisar antara 3,8 hingga 4,2. Meskipun demikian, nilai pH “normal” dapat sedikit bervariasi tergantung pada tahap kehidupan seseorang.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan pH pada vahina menjadi terganggu:
Haid
Ketika wanita sedang haid, maka pH vaina dapat meningkat. Kondisi ini karena darah yang keluar akan tertampung selama beberapa saat pada pembalut ataupun tampon yang digunakan.
Maka dari itu, sangat menyarankan untuk sering mengganti pembalut atau tampon, terutama jika volume darah haid sedang banyak.
Mencuci vagina
Mencuci vagina menggunakan sabun ataupun antiseptik lainnya yang berbahan kimia yang tidak sesuai dengan pH vagina tentunya akan merusak kesehatan area vagina. Selain itu juga, terlalu sering melakukan douching (menyemprotkan cairan pembersih kedalam vagina) juga tidak benar.
Melakukan douching dengan menggunakan cairan yang terdiri dari campuran berbagai bahan kimia seperti air, pewangi dan juga cairan antiseptik dapat merusak pH. Ini juga bisa membunuh bakteri jahat tapi juga membunuh bakteri baik yang menjaga organ kewanitaan.
Jadi harus lebih memperhatikan lagi ya dalam mencuci atau membersihkan vagina dengan sabun atau antiseptik lainnya. Jangan asal membeli dan pakai sabun tersebut tanpa mengetahui bahan apa yang terkandung.
Vaginosis bakterialis
Terjadinya vaginosis bakterialis yang penyebabnya oleh pertumbuhan bakteri anaerob pada vagina. Ciri-ciri dari kondisi ini ialah keputihan yang berwarna kekuningan hingga kehijauan.
Juga terasa gatal dan juga berbau amis. kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang aktif berhubungan seksual.
Usia
Wanita yang menjelang masa menopause akan mengalami peningkatan pH vagina. Penurunan estrogen semasa menopause dapat menyebabkan pH pada vagina akan meningkat.
Selain dari itu, remaja yang baru saja mulai haid lebih cenderung memilki siklus haid yang tidak normal akibat adanya adaptasi hormon reproduksi. Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko naiknya pH vagina.
Penggunaan antibiotik
Antibiotik dari dokter kelamin untuk mengatasi suatu penyakit, tidak hanya membunuh bakteri jahat dalam tubuh, namun juga dengan bakteri baiknya. Hal ini termasuk juga bakteri baik pada vagina yang membantu pengaturan keseimbangan pH vagina normal.
Infeksi parasit
Trikomoniasis merupakan infeksi parasit pada vagina yang menyebabkan keputihan yang berwarna hijau, dapat berbuoh, berbau tidak sedap dan gatal.
Infeksi trikomoniasis ini termasuk ke dalam penyakit menular seksual akibat infeksi parasit Trichomonas Vaginalis (TV) yang menular saat sedang melakukan hubungan intim.
Faktor Lain yang Bisa Mempengaruhi pH Vagina
Tak hanya itu, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keseimbangan pH pada vagina. Selanjutkan faktor lainnya yaitu:
- Infertilitas
- Prematuritas
- Penyakit menular seksual
- Makanan yang dikonsumsi
- Kebersihan area sekitar organ vagina
- Produk pembersih vagina dengan bahan kimia
Cara Menjaga Keseimbangan pH Vagina
Agar pH pada organ vagina tetap seimbang, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan antara lain:
- Hindari melakukan douching
- Membersihkan area vagina dengan benar
- Mengganti pembalut jika merasa sudah lembab
- Menggunakan kondom sebagai pengaman saat hubungan intim
- Menggunakan pakaian dalam yang tidak terlalu ketat juga dapat menyerap keringat
Apabila mengalami gejala dari keputihan yang tidak normal, seperti tekstur yang berbeda, berbau, dan juga warna yang tidak seperti biasanya. Maka segeralah cek ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Peran Lactobacillus dalam Menjaga Keseimbangan pH Vagina
Lactobacillus adalah kelompok bakteri probiotik yang mendiami area vagina dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan pH lingkungan tersebut.
Bakteri ini dapat menjaga keseimbangan pH vagina, yang idealnya berkisar antara 3,8 hingga 4,5. Keseimbangan pH ini penting untuk melindungi vagina dari infeksi dan menjaga kesehatan reproduksi wanita.
Berikut beberapa peran dari bakteir Lactobacillus dalam menjaga keseimbangan pH vagina seperti:
Memproduksi asam laktat
Asam laktat yang diproduksi oleh bakteri lactobacillus mengandung senyawa yang memberikan sifat asam pada lingkungan vagina.
Asam laktat memiliki peran kunci dalam menjaga keasaman vagina, menciptakan penghalang alami terhadap pertumbuhan bakteri patogen dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi.
Mencegah pertumbuhan bakteri jahat
Dengan menghasilkan asam laktat, bakteri lactobacillus menciptakan lingkungan asam yang tidak disukai oleh bakteri jahat dan mikroorganisme patogen lainnya. Ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi, seperti gardnerella vaginalis yang terkait dengan bakteri vaginosis.
Menjaga bakteri sehat
Bakteri lactobacillus memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan flora bakteri yang sehat dalam vagina. Kehadiran bakteri ini bukan hanya sekadar menghambat pertumbuhan bakteri patogen, tetapi juga memberikan sumber daya dan tempat pada permukaan vagina.
Dengan demikian, mereka mendukung lingkungan yang optimal bagi bakteri baik dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya.
Serta memberikan kontribusi positif dalam menjaga kesehatan vagina, menciptakan lingkungan yang ramah dan seimbang bagi bakteri-bakteri baik.
Meningkatkan imunitas tubuh
Lactobacillus juga berperan dalam merangsang respons sistem kekebalan tubuh lokal dalam vagina. Mereka membantu menjaga kesehatan jaringan dan memobilisasi pertahanan tubuh terhadap ancaman infeksi.
Ini merupakan bagian integral dari pertahanan alami tubuh wanita terhadap patogen eksternal.
Melindungi saat perubahan hormon
Selama perubahan hormonal, seperti menstruasi, kehamilan, atau menopause, tingkat hormon dalam tubuh dapat bervariasi. Lactobacillus membantu menjaga keseimbangan pH vagina bahkan selama perubahan hormonal ini.
Juga dapat membantu melindungi vagina dari risiko infeksi yang dapat timbul selama masa-masa ini.
Menjaga kesehatan reproduksi
Adanya bakteri lactobacillus yang seimbang dalam vagina terkait dengan kesehatan reproduksi yang lebih baik. Wanita dengan flora bakteri yang seimbang cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap infeksi vagina dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
Menjaga keseimbangan pH dengan baik oleh Lactobacillus dapat meningkatkan kenyamanan selama hubungan seksual. Mereka membantu mencegah iritasi vagina yang dapat timbul dari ketidakseimbangan pH.
Apa yang Terjadi Jika pH Vagina Tidak Seimbang?
Mengganggu keasaman alami vagina dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan, dalam beberapa kasus, menyebabkan infeksi.
Contoh dari infeksi tersebut adalah bakterial vaginosis (BV), yang dapat berkembang karena pertumbuhan berlebihan bakteri tertentu. Pertumbuhan berlebih ini dapat meningkatkan tingkat pH vagina, menggesernya ke keadaan yang lebih basa.
BV merupakan infeksi vagina yang paling umum di Amerika Serikat. Meskipun BV sendiri mungkin tidak berbahaya, individu dengan kondisi ini menghadapi peningkatan risiko tertular infeksi yang lebih parah.
Infeksi tersebut diantaranya seperti:
- Klamidia
- Gonorea
- Virus herpes simpleks tipe 2
- HIV
- HPV
Setelah membaca artikel ini diharapkan para wanita memahami dan bisa menjadi acuan dalam upaya menjaga kesehatan area kewanitaan. Jika Anda merasakan gejala yang mengganggu segera hubungi dokter Klinik Raphael Cikarang dengan mengklik gambar di bawah ini.
Sumber referensi:
- Healthline. Everything You Need to Know About Your Vaginal pH Balance. Diakses dari: https://www.healthline.com/health/womens-health/vaginal-ph-balance
- Medical News Today. Vaginal pH balance: Symptoms, remedies, and tests. Diakses dari: https://www.medicalnewstoday.com/articles/322537#how-to-maintain-vaginal-p-h-balance