Infeksi jamur vagina adalah masalah umum oleh banyak wanita. Penyebab Infeksi ini oleh pertumbuhan berlebihan jamur Candida albicans pada vagina, yang dapat menyebabkan gejala seperti gatal, perih, dan keputihan yang tidak normal.
Masalah ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, gatal dan juga perih pada vagina. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai hal, mulai dari efek samping obat-obatan hingga karena penyakit tertentu.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, infeksi jamur vagina ini dapat semakin arah jika tidak melakukan penanganan dengan tepat. Infeksi jamur vagina atau kandidiasis vaginalis merupakan salah satu masalah pada organ intim wanita yang cukup umum untuk semua usia, baik itu remaja maupun dewasa.
Daftar Isi
Penyebab Infeksi Jamur Miss V
Penyebab dari infeksi ini ialah adanya jamur candida albicans. Vagina secara alami memiliki kadar ragi yang seimbang, termasuk candida dan juga bakteri. Bakteri tertentu (lactobacillus) bertugas untuk mencegah pertumbuhan ragi yang berlebihan.
Namun, keseimbangan itu dapat terganggu akibat pertumbuhan yang berlebihan dari kandida. Juga penetrasi jamur ke dalam lapisan sel vagina yang lebih dalam dapat menyebabkan terjadinya gejala infeksi jamur.
Pertumbuhan ragi yang berlebihan dapat terjadi karena:
- Penyakit diabetes yang tidak terkontrol.
- Sistem kekebalan tubuh yang melemah.
- Terapi hormon yang meningkatkan kadar estrogen.
- Penggunaan antibiotik dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan flora normal dalam vagina.
Candida albicans merupakan jenis jamur yang paling umum menyebabkan terjadinya infeksi jamur. Infeksi jamur karena jenis jamur candida lainnya dapat lebih sulit penanganannya, dan pada umumnya membutuhkan terapi yang lebih agresif.
Gejala Akibat Infeksi Jamur Vagina
Wanita yang mengalami infeksi jamur pada miss v akan merasakan beberapa gejala yang mungkin muncul pada luar vagina. Gejala ini bisa menyebabkan rasa yang tidak nyaman sehingga mengganggu dalam melakukan aktivitas keseharian.
Berikut ini beberapa gejala infeksi jamur vagina, yaitu:
- Adanya rasa gatal yang parah pada vagina, terutama vagina bagian luar
- Rasa nyeri atau perih saat buang air kecil (disuria) atau ketika berhubungan seksual (dispareunia)
- Keputihan yang menggumpal seperti keju hancur atau ampas tahu, tetapi tidak berbau
Gejala dari infeksi jamur pada miss v setiap penderitanya dapat berbeda-beda. Ada yang hanya mengalami satu gejala saja dan tidak terlalu parah.
Adapula yang sebaliknya yang pada kondisi tertentu yang cukup parah, infeksi jamur vagina dapat menimbulkan luka pada kulit sekitar vagina.
Faktor Risiko Terkena Jamur pada Miss V
Menyarankan untuk para wanita harus lebih memperhatikan kebersihan juga kesehatan area kewanitaannya. Karena khawatir jika tidak menjaganya maka akan menimbulkan masalah termasuk infeksi jamur vagina ini.
Perlu Anda ketahui beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang untuk terkena infeksi jamur pada miss v, seperti:
Penggunaan antibiotik
Pada wanita yang menggunakan antibiotik dalam waktu yang lama memiliki risiko tinggi terinfeksi jamur vagina. Obat antibiotik ini dapat membunuh berbagai bakteri, termasuk bakteri baik dan sehat pada vagina.
Akhirnya malah dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sehingga menjadi masalah yang harus segera mengobati.
Peningkatan kadar estrogen
Wanita dengan kadar estrogen yang tinggi lebih sering mengalami infeksi jamur pada vaginanya. Seperti ibu hamil atau wanita yang menggunakan pil KB estrogen dengan dosisi tinggi atau terapi hormon estrogen.
Diabetes yang tidak terkontrol
Seorang wanita dengan gula darah yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih besar untuk terkena infeksi jamur.
Sistem kekebalan tubuh lemah
Seorang wanita dengan kekebalan tubuh yang lebih rendah, seperti karena terapi kortikosteroid atau infeksi HIV/AIDS, lebih mudah untuk terkena infeksi jamur.
Komplikasi yang Mungkin Muncul
Tanpa adanya penanganan yang tepat, infeksi jamur vagina kemungkinan besar akan semakin parah. Salah satunya dapat menyebabkan gatal, kemerahan, dan peradangan vagina.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi kulit jika area yang meradang menjadi pecah-pecah atau jika terus menggaruk akan membuat area terbuka atau menjadi kasar.
Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Adapun beberapa cara untuk mencegah terjadinya infeksi jamur pada miss v, seperti berikut:
- Jangan melakukan douching.
- Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan.
- Menggunakan pelumas seksual yang berbahan dasar air.
- Hindari penggunaan tampon atau pembalut terlalu lama.
- Tidak menggunakan celana atau pun celana dalam yang terlalu ketat.
- Menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal jika mengidap diabetes.
- Kenakan pakaian dalam yang dapat menyerap keringat, seperti berbahan katun.
- Mengganti pakaian yang basah sesegera mungkin, seperti pakaian renang atau pakaian olahraga.
- Jauhi hubungan seksual yang berisiko, seperti tidak menggunakan pengaman (kondom) atau sering berganti-ganti pasangan seksual.
- Bersihkan area vagina denga cara yang benar, yaitu membasuh vagina dari arah bibir vagina menuju anus dengan air bersih, lalu keringkan menggunakan handuk kecil.
Bagi para wanita menyarankan untuk memahami bagaimana cara menjaga kebersihan area kewanitaannya. Agar masalah seperti jamur vagina ini dapat menghindari.
Jika mengalami gejala infeksi jamur vagina ataupun kondisi yang tidak kunjung membaik dan semakin parah, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Obat Infeksi Jamur Vagina
Menurut CDC Amerika Serikat, setidaknya 75 persen wanita seluruh dunia pernah mengalami infeksi jamur pada area genital mereka. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala-gejala seperti gatal, iritasi, dan keputihan.
Pengobatan infeksi jamur vagina biasanya melibatkan penggunaan antijamur topikal seperti krim atau supositoria yang mengandung bahan aktif seperti mikonazol atau klotrimazol.
Selain itu, perubahan gaya hidup seperti menghindari pakaian ketat atau penggunaan pembalut harian yang dapat membuat area vagina lembab juga dapat membantu mengurangi risiko infeksi jamur.
Jika Anda mengalami infeksi jamur, ada beberapa pengobatan yang dapat Anda coba, seperti berikut:
Yogurt
Probiotik yang terdapat dalam yogurt mengandung bakteri hidup, seperti Lactobacillus acidophilus, yang memiliki peran penting dalam mengatasi pertumbuhan jamur berlebih dan menciptakan lingkungan yang sehat pada vagina.
Manfaat yogurt tak hanya untuk kesehatan vagina, yogurt juga dapat bermanfaat menjaga keseimbangan bakteri baik di usus. Namun, penting untuk memilih yogurt yang tidak mengandung gula atau pemanis tambahan, karena jamur membutuhkan glukosa untuk bertahan hidup.
Bawang putih
Salah satu bumbu dapur ini memang memiliki sifat antijamur dan telah terbukti efektif dalam mengurangi pertumbuhan ragi selama infeksi jamur vagina. Bawang putih dapat Anda konsumsi dalam bentuk mentah atau sebagai suplemen.
Penting untuk memastikan bahwa bawang putih mentah telah bersih sebelum mengonsumsinya.
Minyak kelapa
Minyak kelapa telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan berlebih bakteri dalam tubuh, seperti dalam penelitian tahun 2018. Penelitian ini menunjukkan bahwa minyak kelapa memiliki sifat antimikroba dan antijamur ketika larut dalam air.
Minyak kelapa yang telah disterilkan dapat dikonsumsi langsung atau dicampurkan ke dalam oatmeal dan makanan panggang.
Minyak teh hijau
Tea tree oil atau Minyak esensial teh hijau, telah terbukti efektif dalam melawan Candida Albicans. Sebuah studi dari Brazilian Oral Research pada tahun 2020 menunjukkan bahwa tea tree oil memiliki efikasi tinggi dalam mengatasi infeksi jamur dan bermanfaat sebagai komponen utama dalam obat antijamur.
Para ahli medis menyarankan agar minyak ini tidak meminumnya, dan penggunaan metode ini tidak menyarankan bagi individu dengan kulit yang sensitif.
Minyak oregano
Banyak yang menganggap bahwa minyak oregano sebagai pilihan yang sangat baik untuk mengatasi infeksi jamur, berkat kandungan timol dan karvakrolnya. Kombinasi zat-zat ini efektif dalam menghentikan pertumbuhan jamur Candida, serta mengurangi risiko infeksi pada area vagina.
Meskipun memiliki sifat yang dapat mengencerkan darah, tidak menyarankan menggunakan minyak oregano pada individu yang memiliki masalah pembekuan darah atau kekurangan vitamin K.
Penting untuk Anda ingat bahwa penggunaan minyak oregano secara oral tidak menyarankannya. Cara terbaik untuk memanfaatkannya adalah dengan mengoleskannya langsung ke kulit, baik secara mandiri atau dengan mencampurkannya dengan minyak esensial lain, seperti minyak almond atau minyak kelapa.
Serai
Serai memiliki sifat antijamur terhadap Candida albicans, C.tropicalis, dan Aspergillus niger. Keefektifan ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan ekstrak minyak serai. Penggunaan ekstrak minyak serai secara topikal telah terbukti mengurangi infeksi jamur dan peradangan kulit.
Namun, disarankan untuk melakukan uji sensitivitas pada kulit tangan sebelum penggunaan untuk memastikan tidak adanya efek samping berbahaya bagi pengguna.
Sumber: