Penyebab cradle cap atau dermatitis seboroik pada bayi belum diketahui pastinya, namun beberapa bukti menjelaskan karena hormon dari ibu sebelum kelahiran.
Hormon ini bisa menyebabkan kelenjar minyak pada kulit kepala bayi lebih aktif sehingga kulit kepala menjadi mengelupas.
Cradle cap adalah kondisi di mana kulit kepala bayi menjadi bersisik, berminyak, dan membentuk kerak-kerak berwarna kuning atau putih yang muncul pada usia 2 minggu sampai 12 bulan.
Meski kelihatan agak “seram”, cradle cap biasanya tidak menyebabkan rasa sakit atau gatal pada bayi.
Selain pada kulit kepala, cradle cap juga bisa muncul pada area seperti:
- Alis.
- Kelopak mata.
- Belakang telinga.
- Lipatan kulit seperti ketiak dan leher.
Daftar Isi
Penyebab Cradle Cap pada Bayi
Sampai sekarang, penyebab pasti cradle cap belum tahu secara pasti, tapi ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
Pengaruh hormon ibu
Kelenjar sebaceous yang terlalu aktif pada bayi akibat hormon pada ibu bayi selama dalam kandungan yang masih menetap kadarnya pada bayi beberapa saat setelah kelahiran.
Hormon ini menyebabkan adanya peningkatan produksi kelenjar sebacous pada bayi sehingga menyebabkan terbentuknya lapisan bersisik pada kulit kepala bayi.
Infeksi jamur malassezia
Infeksi jamur malassezia sering terjadi pada bayi yang biasanya tinggal pada area dengan lingkungan bersuhu panas dan lembab, dan menghasilkan produksi minyak serta keringat berlebih.
Beberapa ahli mengaitkan pertumbuhan jamur malassezia dengan kadar hormon dan imunitas tubuh.
Konsumsi antibiotik
Ibu yang mengkonsumsi antibiotik sebelum melahirkan bisa menyebabkan matinya flora bakteri normal pada kulit bayi.
Pada kulit bayi terdapat bakteri normal yang berguna untuk menjaga keseimbangan kulit dan dapat menjaga kulit dari infeksi bakteri patogen atau bakteri jahat maupun infeksi jamur.
Jika, flora normal bakteri baik mati, maka kulit akan kehilangan daya kekebalannya terhadap bakteri jahat maupun jamur.
Riwayat dermatitis dalam keluarga
Beberapa penelitian menunjukkan pada bayi yang mengalami cradle cap biasanya mempunyai anggota keluarga lain yang memiliki riwayat dermatitis.
Produk kulit bayi yang tidak tepat
Mengoleskan minyak kelapa ataupun minyak zaitun pada kulit kepala bayi memang baik, bisa bermanfaat untuk pertumbuhan rambut bayi.
Akan tetapi, perlu mengetahui bahwa penggunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan terbentuknya sumbatan pada kelenjar sebaceous pada kulit kepala bayi.
Sehingga kondisi seperti ini dapat menyebabkan terbentuknya kerak kepala.
Tenang aja, cradle cap bukan akibat dari alergi, infeksi, atau kurang menjaga kebersihan.
Baca juga: Eksim pada bayi
Ciri Ciri Cradle Cap pada Bayi
Gejala ini biasanya baru muncul pada 6 minggu pertama usia bayi. Kerak pada kulit kepala bayi biasanya berupa bercak tambalan yang dapat menyebar ke beberapa area kulit.
Berikut ini adalah gejala yang umumnya ditunjukkan akibat dermatitis seboroik pada bayi:
- Ada serpihan-serpihan kulit yang mengelupas.
- Kulit kepala terlihat berminyak atau kering pada area tertentu.
- Kerak atau sisik tebal berwarna kuning, cokelat muda, atau putih pada kulit kepala.
- Rasa gatal pada kulit kepala bayi, terlihat dari reaksi bayi menggosok atau menyentuh bagian kulitnya yang gatal.
Cara Mengatasi Cradle Cap
Sebagian besar kasus cradle cap akan hilang sendiri dalam beberapa minggu atau bulan. Tapi, ada beberapa cara tambahan yang bisa membantu mempercepat prosesnya:
Cuci rambut bayi secara rutin
Gunakan sampo bayi yang ringan dan tidak mengiritasi kulit, cuci rambutnya dengan lembut setiap hari atau beberapa kali seminggu.
Gunakan minyak
Kalau keraknya tebal, kamu bisa mengoleskan minyak zaitun atau minyak kelapa pada kulit kepala bayi.
Tunggu hingga 15 sampai 30 menit, lalu sikat perlahan dengan sikat berbulu halus sebelum mencucinya.
Gunakan minyak esensial antimikroba dapat membantu melawan cradle cap jika penyebabnya akibat ragi (walaupun bukan penyebab yang tidak biasa dari cradle cap pada bayi).
Minyak esensial anti-inflamasi dapat berguna untuk menenangkan kulit kepala.
Saat memilih minyak untuk bayi, pertimbangkan minyak esensial lemon atau geranium dan minyak pembawa seperti minyak jojoba atau minyak kelapa.
Gunakan sampo khusus (kalau perlu)
Kalau cradle cap cukup parah, dokter mungkin akan merekomendasikan sampo khusus anti-jamur atau sampo yang mengandung bahan tertentu, seperti ketoconazole atau selenium sulfida.
Krim antijamur
Biasanya dokter akan merekomendasikan krim antijamur, hidrokortison atau zinc.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan pembersih rambut yang mengandung anti jamur, selenium sulfida, tar batubara atau zinc pyrithione.
Krim tersebut berguna membantu membersihkan ruam dan kemerahan serta mengatasi kulit bayi berminyak yang sudah cukup parah.
Jika ada pembengkakan, bisa menggunakan krim kortikosteroid dosis ringan untuk meredakannya.
Baca juga: Dermatitis numularis
Kapan Harus ke Dokter?
Walaupun cradle cap umumnya tidak berbahaya, ada beberapa kondisi di mana kamu sebaiknya berkonsultasi ke dokter:
- Kulit menjadi merah parah, bengkak, atau bernanah.
- Cradle cap menyebar luas ke wajah, tubuh, atau area lain.
- Bayi tampak rewel, tidak nyaman, atau sering menggaruk.
- Tidak membaik setelah beberapa minggu perawatan di rumah.
Dokter mungkin akan memberikan krim atau salep khusus untuk membantu mengatasi masalah ini.
Cradle cap memang bisa bikin khawatir, apalagi kalau kamu orang tua baru, tapi tenang kondisi ini biasa terjadi dan umumnya tidak berbahaya.
Dengan perawatan lembut dan sabar, kulit kepala bayi akan kembali sehat.