pengobatan-sifilis-pada-ibu-hamil

Pengobatan Sifilis Pada Ibu Hamil

Diposting pada

Pengobatan Sifilis Pada Ibu HamilTreponema pallidum adalah bakteri yang menyebabkan penyakit menular seksual sifilis. Penyakit menular yang paling umum di dunia adalah sifilis. Menurut perkiraan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sifilis kongenital mempengaruhi hingga 50% kasus sifilis yang tidak mendapat pengobatan, yang mempengaruhi 1,5 juta kehamilan setiap tahun secara global.

Secara global, setidaknya 1,4 juta ibu hamil terinfeksi sifilis aktif pada tahun 2008 dan memiliki risiko menularkan infeksi tersebut kepada janin dalam kandungan. Angka tersebut lebih kecil daripada laporan WHO pada periode sebelumnya (pada tahun 1997-2003).

Dimana diperkirakan pada periode tersebut ada sekitar 2 juta ibu hamil yang terinfeksi sifilis dan tidak terobati setiap tahunnya.

Maka dari itu, WHO tetap menyatakan bahwa sifilis merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang penting pada masa kehamilan.

Penularan infeksi sifilis

Penyakit sifilis dapat menular melalui hubungan seksual, transfusi darah dan menular dari ibu ke janin. Pada ibu hamil yang menderita sifilis, bakteri tersebut dapat menyebar dari ibu ke fetus melalui pembuluh darah kapiler plasenta.

Ketika sifilis menginfeksi selama kehamilan, maka akan meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, atau kematian neonatal. Sifilis masih tersebar luas di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara, Eropa Timur, Amerika Selatan, dan Afrika.

Penularan sifilis dari ibu ke anak selama kehamilan berpotensi menimbulkan efek negatif yang serius, seperti berat badan lahir rendah, lahir mati, dan sifilis kongenital. Karena itu, program skrining antenatal masih mencakup pemeriksaan infeksi.

Hanya 40% pasien wanita dengan hasil skrining positif yang membutuhkan terapi antibiotik. Hal ini karena kemungkinan bahwa pasien dengan skrining positif memiliki kondisi peradangan, hasil positif palsu, atau infeksi yang tidak mendapat pengobatan dengan benar sebelum konsepsi.

Pada sifilis primer, risiko penularan ke janin hingga 100%, tetapi pada sifilis laten awal dan akhir, risikonya jauh lebih rendah, dengan tingkat penularan masing-masing 40% dan 10%.

Terapi pengobatan sifilis pada ibu hamil

Penisilin merupakan terapi ampuh untuk infeksi sifilis pada ibu hamil. Sampai saat ini belum ada strain T. pallidum yang resisten terhadap penisilin secara signifikan.

Tujuan terapi penisilin pada ibu hamil adalah untuk menangani penyakit sifilis pada ibu. Mencegah transmisi pada janin dalam kandungan dan menangani penyakit sifilis yang sudah terjadi pada janin.

Penanganan sifilis pada ibu hamil mengikuti regimen yang sesuai dengan stadium penyakitnya. Beberapa referensi merekomendasikan dosis kedua benzatin penisilin setelah satu minggu sesudah dosis awal.

Terdapat alergi penisilin sekitar 5-10% pada wanita hamil. Pada ibu hamil dengan alergi penisilin, tidak menggunakan antibiotik lain. Namun, pada wanita yang tidak hamil dengan alergi penisilin, dapat mengobati dengan antibiotik lain.

Beda dengan ibu hamil, regimen yang lain tidak efektif. Antibiotika dengan golongan eritromicyn dan azithromycin tidak efektif, tetrasiklin pun untuk ibu hamil. Sementara penggunaan ceftriaxon belum tahu secara pasti karena kurangnya data mengenai efek sampingnya.

Saran terapi bagi ibu hamil dengan alergi penisilin adalah desensitisasi penisilin. Desensitisasi penisilin merupakan prosedur yaitu memberikan pasien penisilin dengan dosis yang bertahap sampai mencapai dosis efektif. Sesudah itu pasien diberikan terapi penisilin yang sesuai.

Segeralah berkonsultasi dengan Klinik Raphael dengan menghubungi nomor 0813-9625-4650 atau 0857-7077-3681. Anda juga bisa Berkonsultasi Gratis dengan Dokter Kelamin berpengalaman melalui link . Semua informasi data pribadi yang Anda berikan hanya untuk kepentingan reservasi pengobatan.

Pengobatan gonore
konsultasi online gratis
Telepon Klinik kelamin Raphal
konsultasi online gratis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *