Penyakit Gonore merupakan salah satu penyakit menular seksual yang sudah banyak terjadi dan merupakan tantangan kesehatan umum yang sering dijumpai saat ini.
Meskipun, gonore telah banyak menginfeksi manusia sejak lama, akan tetapi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik bagi negara maju maupun negara berkembang.
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae yaitu suatu bakteri diplokokus gram negatif bersifat fakultatif anaerob (organisme yang dapat menggunakan oksigen bebas atau dapat tumbuh secara anaerob).
Daftar Isi
Pendapat WHO
WHO melaporkan resistensi yang luas terjadi pada antibiotik yang lama dan dengan harga lebih terjangkau. Data dari puluhan negara menunjukkan bahwa resistensi antibiotik gonore membuat penyakit infeksi menular seksual yang umum terjadi jauh lebih sulit untuk diobati.
Bahkan terkadang tidak mungkin untuk disembuhkan. Kepekaan terhadap pengobatan yang semakin menurun menyebabkan:
- Angka kesembuhan menurun
- Pengobatan yang tidak selesai
- Jumlah kekambuhan yang semakin meningkat
- Peningkatan penularan yang semakin tinggi
Resistensi Neisseria gonorhoeae terhadap penisilin dan tetrasiklin pertama kali terdapat pada benua Asia pada tahun 1970-an. Setelah itu, tingginya angka resistensi pada antibiotik golongan kuinolon, salah satu obatnya yaitu ciprofloxacin muncul semenjak pertangahan tahun 2000.
Peningkatan resistensi pada tahun 2007 di Amerika Serikat dengan menjadi dasar CDC (Central for Disease Control). Menjelaskan untuk tidak melanjutkan terapi gonore dengan menggunakan golongan fluroquinolon.
Data terakhir menunjukkan meningkatnya resistensi dan kegagalan pengobatan Neisseria gonorhoeae terhadap golongan cephalosporin generasi ketiga yang.
Beberapa serovar dari Neisseria gonorhoeae terkait dengan gagalnya terapi cephalosporin telah terbukti memiliki resistensi terhadap golongan antibiotik lain. Dan termasuk dalam kategori sebagai gonokokus dengan resistensi obat multiple.
Kondisi Resistensi Penyakit Gonorrhea
Saat ini ada dua jenis resistensi antibiotik terhadap gonore: multidrug-resistant gonorrhea (MDR-GC) dan extensively drug resistant gonorrhea (EDR-GC) (EDR-GC).
Berikut ini adalah definisi dari MDR-GC dan EDR-GC:
- MDR-GC adalah infeksi gonore yang resisten terhadap setidaknya dua antibiotik kategori 2 dan salah satu antibiotik kategori 1 (termasuk sefalosporin injeksi/oral spektrum luas dan spektinomisin) (termasuk penisilin, fluorokuinolon, azitromisin, aminoglikosida, dan karbapenem).
- EDR-GC yaitu infeksi yang resisten terhadap dua atau lebih antibiotik kelas I dan tiga atau lebih antibiotik kelas II.
Penurunan Efektivitas Antibiotik Cephalosporin
Dalam rentang tahun 2006-2011 konsentrasi minimum antibiotik golongan cephalosporin perlu untuk menghimpit pertumbuhan kuman Neisseria gonorhoeae. Pada beberapa negara mengalami peningkatan dan adanya penurunan efektivitas kerja dari antibiotik tersebut.
Sebagai tambahan, kegagalan terapi dengan antibiotik ini dan cephalosporin oral lainnya terdapat pada beberapa negara. Untuk menindaklanjuti, CDC tidak lagi direkomendasikan pemberian rutin antibiotik golongan cephalosporin sebagai lini pertama gonore.
Antibiotik ini juga resisten terhadap tetracycline namun masih sensitif terhadap antibiotik golongan makrolida. Sehingga pemberian antibiotik golongan makrolida bersamaan dengan cephalosporin saat ini menjadi saran terapi pada prosedur pengobatan gonore.
Penggunaan antibiotik golongan makrolida sebagai antibiotik pendamping beta laktam lebih baik daripada antibiotik golongan tetrasiklin. Hal tersebut karena kenyamanan serta kepatuhan pengobatan dari terapi single dose.
Pemberian dual terapi dengan antibiotik golongan makrolida dapat meningkatkan efikasi terapi terhadap infeksi faringeal gonore pada penggunaan cephalosporin oral.
Rekomendasi Pengobatan oleh WHO dan CDC
CDC dan WHO akan merubah rekomendasi pengobatan bila menemukan prevalensi resistensi terhadap suatu antibiotika melampaui 5%. Selain itu terdapat beberapa kriteria dalam menetapkan regimen pengobatan gonore yaitu:
- Toksisitas bisa diterima
- Dosisnya tunggal
- Pemberian dengan cara oral
- Tidak terkontraindikasi untuk ibu hamil dan menyusui
- Serta tidak atau lambat terjadi resistensi mikrobial.
Sedangkan kriteria khusus dalam menetapkan regimen pengobatan untuk infeksi gonokokus adalah obat tersebut harus memiliki efikasi yang tinggi dengan memiliki angka kesembuhan lebih dari 95%.
Faktor yang Mempengaruhi Resisten Antibiotik
Abrahah dkk. (2018) melakukan tinjauan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan gonore resisten antibiotik. Faktor epidemiologis, perilaku, dan klinis semuanya berperan.
Faktor Epidemiologis
Usia, jenis kelamin, hubungan seksual sesama jenis, dan ras semuanya berdampak pada infeksi gonore. Negara Amerika dan Inggris, kelompok usia yang paling umum untuk infeksi gonore adalah 20-24 tahun.
Pria memiliki risiko dua kali lipat daripada wanita. Jika dibandingkan dengan perilaku heteroseksual, hubungan seksual sesama jenis, terutama pada pria, memiliki tingkat infeksi gonore yang lebih tinggi.
Tingkat infeksi gonore lebih tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini akibat kurangnya pendidikan, sulitnya mengakses layanan kesehatan, dan kurangnya pengetahuan tentang infeksi menular seksual (IMS).
Faktor Kebiasaan Hidup
Beberapa pola perilaku bisa saja meningkatkan risiko infeksi gonore. Banyak pasangan seksual, pelancong atau turis yang terlibat dalam aktivitas seksual (wisata seks), pekerja seks komersial (PSK), dan penyalahgunaan zat.
Faktor dalam Praktek Klinis
Beberapa faktor klinis yang memperburuk infeksi gonore resisten antibiotik adalah sebagai berikut:
- Regio anatomis infeksi: Faring adalah tempat anatomis yang paling umum untuk infeksi gonore yang resistan terhadap antibiotik pada kelompok sesama jenis untuk Eropa. Terdapat pada area genital pada untuk kelompok heteroseksual.
- Koinfeksi dengan HIV dan IMS lainnya: Infeksi gonore yang resistan terhadap antibiotik lebih berbahaya pada pasien HIV-positif. Studi terbaru hanya mengamati infeksi HIV negatif dan menemukan OR 0,72 dengan CI 95% 0,54 – 0,96.
- Penggunaan antibiotik sebelumnya: Penggunaan antibiotik sebelumnya, seperti penggunaan ciprofloxacin pada PSK di Filipina. Terkait dengan tingkat infeksi gonore yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak menggunakan antibiotik sebelumnya.
Segeralah berkonsultasi dengan Klinik Raphael dengan menghubungi nomor 0813-9625-4650 atau 0857-7077-3681. Anda juga bisa Berkonsultasi Gratis dengan Dokter klinik kelamin Berpengalaman.
Semua informasi data pribadi yang Anda berikan hanya untuk kepentingan reservasi pengobatan, jadi akan menjamin kerahasiannya.