Selulitis adalah suatu infeksi bakteri di kulit dan juga jaringan di bawahnya yang menyebabkan kulit menjadi kemerahan, bengkak, melepuh dan juga nyeri saat ditekan.
Umumnya, selulitis ini terjadi pada kulit tungkai bawah, tetapi juga dapat muncul di kulit wajah, lengan, mata dan juga perut.
Waspada terhadap infeksinya karena selulitis tidak hanya menyerang orang dewasa atau lansia, tapi remaja atau anak-anak juga beresiko.
Kondisi ini juga lebih berisiko untuk dialami oleh orang yang memiliki luka sayatan atau pun luka operasi. Hal ini karena luka pada kulit dapat memudahkan bakteri untuk berkembang biak.
Penyakit selulitis tidak meluar, tetapi infeksinya dapat menyebar sampai kelenjar getah bening dan juga aliran darah sehingga cukup berisiko mengancam jiwa penderitanya.
Selain dari itu, infeksi selulitis ini menyerang lapisan kulit yang lebih dalam dari pada erisipelas.
Infeksi kulit ini cukup sering terjadi terutama pada seseorang yang memilki luka terbuka pada kulitnya dan penderita dengan obesitas.
Umumnya terjadi pada bagian bawah kaki, yaitu tungkai dan juga telapak kaki.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan selulitis juga dapat muncul pada beberapa bagian tubuh lainnya, seperti lengan, wajah atau pun perut.
Daftar Isi
Selulitis pada Anak
Umumnya, gejala selulitis seperti timbulnya demam pada anak. Kemudian terjadi pembengkakan kulit yang tampak kemerahan, terasa lembut, dan panas.
Saat infeksi pada kulit ini mulai menyebar, anak akan mengalami gejala:
- Berkeringat
- Demam sampai menggigil
- Rasa sakit pada bagian kulit yang terkena
- Serta adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening
Penyebab Penyakit Selulitis

Umumnya penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi bakteri dari sekelompok streptococcus dan juga staphylococcus.
Kedua jenis bakteri tersebut dapat tumbuh dan juga berkembang di kulit yang terluka, termasuk luka operasi, luka gores ataupun gigitan serangga.
Salah satu jenis dari bakteri staphylococcus penyebab selulitis adalah staphylococcus aureus.
Penyebab penyakit selulitis tak hanya terjadi karena infeksi kedua bakteri tersebut.
Namun bakteri hemophilus influenzae, pasteurella multocida, aeromonas hydrophillia, vibrio vulnificus atau pseudomonas aeruginosa juga dapat menyebabkan selulitis.
Faktor Resiko Penyakit Selulitis
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita selulitis, sebagai berikut ini:
- Mengalami limfedema
- Seseorang dengan diabetes
- Riwayat selulitis sebelumnya
- Berat badan yang berlebih
- Sedang menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker
- Sirkulasi yang buruk pada lengan, tangan, tungkai dan juga kaki
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti immunosuppressan
- Menderita penyakit kulit lainnya, seperti tinea pedis, eksim atau pun psoriasis
- Daya tahan tubuh yang lemah akibat penyakit HIV/AIDS ataupun leukimia
Jika kamu sedang mengalami salah satu dari gejala tersebut, maka harus lebih waspada lagi. Lakukan pola hidup sehat dan jauhi apa saja yang mungkin jadi penyebab penyakit selulitis ini.
Gejala Selulitis

Infeksi dan juga peradangan pada selulitis dapat menyebabkan beragam keluhan lainnya pada kulit kamu, antara lain:
- Rasa nyeri saat menekan
- Demam dan menggigil
- Bernanah atau kulit berair
- Kulit yang berwarna kemerahan
- Pembengkakan dan kulit melepuh
Skitar kulit yang terinfeksi penyakit selulitis ini juga dapat muncul bintik-bintik kemerahan dan terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami keluha tersebut. Pengobatan sejak awal perlu untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.
Baca juga: Kulit Gatal Berair
Diagnosis Penyakit Selulitis
Dokter biasanya mendiagnosis selulitis berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Jika infeksi tergolong serius atau resisten terhadap pengobatan awal.
Dokter mungkin akan melakukan tes laboratorium seperti kultur bakteri dari sampel kulit untuk membantu dalam penentuan pengobatan yang lebih tepat.
Dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti:
- Pemeriksaan darah untuk menilai adanya infeksi bakteri yang telah menyebar ke dalam aliran darah
- Pemeriksaan kultur jaringan yaitu prosedur pengambilan cairan dari kulit yang terinfeksi dengan menggunakan jarum. Tujuannya untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebabnya
- Tes pencitraan seperti CT scan, USG, MRI, atau rontgen untuk mendeteksi apakah infeksi telah menyebar ke bagian tubuh lain
Baca juga: Kulit Gatal Karena Scabies
Pencegahan Selulitis
Tindakan pencegahan dapat membantu mengurangi risiko terkena selulitis. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan meliputi:
- Merawat luka dengan baik dan menjaga kebersihan kulit
- Menghindari menyentuh atau merusak kulit sekitar luka atau lecet
- Melakukan perawatan kaki dengan baik, terutama jika memiliki risiko kesehatan seperti diabetes
- Memastikan vaksinasi tetanus terkini, karena luka tertentu dapat meningkatkan risiko infeksi tetanus
Pengobatan Selulitis
Pengobatan selulitis sering melibatkan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Antibiotik dapat diberikan melalui mulut atau suntikan, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
Penting untuk mengikuti rekomendasi dokter dan menghabiskan seluruh kursus antibiotik, bahkan jika gejalanya sudah membaik.
Selain antibiotik, manajemen gejala juga penting, kamu dapat mengurangi nyeri dan peradangan dengan cara seperti:
- Mengompres area yang terinfeksi dengan air hangat
- Mengangkat area tersebut untuk mengurangi pembengkakan
- Mengonsumsi obat antiinflamasi jika dokter menyarankan
Jika luka infeksi dalam tubuh sudah terjadi penumpukkan nanah atau terjadi abses, dokter akan melakukan prosedur pembersihan untuk menghilangkan nanah dari luka akibat selulitis.
Komplikasi Selulitis
Meskipun terlihat seperti masalah ringan pada kulit, selulitis sebenarnya dapat berkembang menjadi kondisi serius jika tidak mengobatinya dengan tepat.
Untuk itu berikut ini beberapa ancaman dari penyakit selulitis seperti:
- Dalam beberapa kasus infeksi selulitis dapat berkembang menjadi abses. Abses adalah kantong berisi nanah yang terbentuk pada bawah kulit sebagai respons tubuh terhadap infeksi. Abses dapat menjadi nyeri, meradang, dan memerlukan tindakan medis untuk mengeluarkan nanah dan mengobati infeksi.
- Sepsis, ketika infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sepsis dapat menyebabkan demam tinggi, detak jantung cepat, tekanan darah rendah, dan gangguan organ berpotensi mengancam jiwa.
- Selulitis erisipelas, infeksi kulit yang lebih serius daripada selulitis biasa. Gejala erisipelas diantaranya area kulit yang terinfeksi yang lebih meradang, merah, dan meninggi.
- Gangguan Limfatik (Limfedema), selulitis pada kaki atau lengan dapat mengganggu aliran limfatik. Limfedema adalah kondisi ialah terjadi penumpukan cairan dalam jaringan, menyebabkan pembengkakan yang berlebihan pada bagian tubuh tertentu.
- Gagal ginjal, meskipun termasuk dalam kasus yang sangat jarang. Infeksi seperti selulitis yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah ginjal akibat penyebaran bakteri ke ginjal melalui aliran darah.
Bila kamu merasa salah satu gejala yang telah disebutkan di atas maka jangan ragu untuk menghubungi Klinik Raphael. Klinik kulit kelamin cikarang akan membantu kamu untuk mendapatkan penanganan penyembuhan penyakit ini.
Kamu bisa berkonsultasi online gratis dengan dokter kami reservasi atau membuat janji temu dokter kami. Yuk segera berkonsultasi demi menjaga kesehatan kulit kamu.
Sumber referensi: