Manfaat & Resiko Sunat

Manfaat Sunat dan Kondisi yang Perlu Diwaspadai

Diposting pada

Sunat adalah tindakan medis untuk pengangkatan kulup penis atau kulit yang menutupi ujung penis. Sunat tentunya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, salah satunya ialah menjaga kebersihan penis.

Kapan Biasanya Melakukan Sunat?

Operasi sunat pada balita biasanya berumur setelah 1 tahun sampai 3 tahun bahkan setelah ia dewasa.

Namun Pada bayi baru lahir yang lebih tua, anak-anak, dan laki-laki, operasi menjadi lebih rumit dan berisiko.

Sebenarnya kapan sebaiknya melakukan sunat itu tidak ada aturan pastinya yang penting selama tidak ada masalah kesehatan pada anak. Namun pada umumnya melakukan sunat ketika anak masih balita sampai beranjak remaja.

Karena jika sunat setelah ia remaja atau dewasa maka sunat akan bisa menjadi lebih rumit.

Selain untuk menjaga kebersihan sekitar kelamin, sunat dalam islam sunat juga menjadi hal yang wajib bagi anak laki-laki. Bagi orang yang baru masuk islam atau mualaf juga mengharuskan melakukan sunat dewasa meskipun ia bukan lagi anak-anak.

Manfaat Sunat

Melakukan sunat tentunya memiliki risiko-risiko tertentu, namun sunat memiliki manfaat yang jauh lebih banyak dari pada risikonya. Manfaat-manfaat sunat tersebut, seperti:

Lebih mudah untuk membersihkan penis

Karena kotoran seringkali menempel antara kulup dengan ujung penis atau smegma. Kotoran smegma ini mengandung lendir, sel kulit mati, bahkan juga bakteri yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya peradangan dan juga meningkatkan risiko terjadinya kanker pada penis.

Setelah melakukan sunat, tentunya penis akan menjadi lebih mudah untuk dibersihkan.

Mencegah infeksi saluran kemih

Siapa saja bisa mengalami infeksi saluran kemih, baik itu pada wanita atau pun pria. Infeksi saluran kemih yang cukup parah, yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada ginjal.

Infeksi saluran kemih ini umumnya lebih sering terjadi pada pria yang tidak melakukan sunat.

Mencegah penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual seperti HPV dan HIV lebih rentang menginfeksi orang laki-laki yang belum melakukan sunat, ini berdasarkan hasil dari beberapa pnelitian. HPV merupakan infeksi yang terkait dengan kanker penis dan juga kanker serviks.

Meski pun demikian, sangat perlu untuk diingat bahwa cara terbaik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menulasr seksual adalah dengan:

  • Melakukan perilaku seks yang aman
  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual
  • Juga menggunakan pengaman (kondom) saat berhubungan intim

Mencegah terjadinya gangguan pada kulup penis

Ada beberapa masalah yang dapat terjadi pada kulup penis, yaitu seperti kulup penis yang tidak dapat ditarik ke belakang (fimosis), atau kulup bisa ditarik tapi tidak bisa kembali (parafimosis).

Kedua masalah ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada kulup penis atau pun ujung penis. Sunat sendiri dapat menurunkan risiko terjadinya masalah-masalah tersebut.

Mengurangi risiko terjadinya kanker penis

Seperti sudah kami jelaskan sebelumnya, pria yang terkena infeksi HPV berisiko untuk mengalami kanker penis. Dengan mencegah terinfeksi HPV, risiko untuk terkena kanker penis juga akan berkurang.

Meski sunat memiliki sejumlah manfaat, tentunya keputusan untuk melakukan sunat kembali pada pilihan masing-masing orang. Namun, sunat perlu untuk dilakukan jika pria dewasa atau pun anak-anak mengalami kondisi sebagai berikut:

  • Fimosis
  • Parafimosis
  • Infeksi berulang pada kulup
  • Balanoposthitis (infeksi pada penis)

Konsekuensi Melakukan Sunat

Tentu saja, ada beberapa resiko jika melakukan sunat mengingat bahwa sunat merupakan tindakan operasi juga. Sunat, seperti operasi apa pun, membawa risiko dan konsekuensi potensial, menurut Dr. Elliot. Komplikasi jarang terjadi jika melakukan sunat oleh dokter berpengalaman dalam pengaturan steril.

Satu hingga tiga persen sunat akan mengakibatkan masalah ringan, seperti perdarahan tambahan atau infeksi, yang mengobatinya dengan antibiotik topikal.

Bahaya lain termasuk gangguan cosmesis (penampilan penis) dan adhesi penis. Selain itu, sunat pada ujung penis yang bisa meradang, mengurangi ukuran lubang kencing. Keterbatasan ini kemudian dapat menyebabkan kesulitan sistem saluran kemih, mungkin memerlukan pembedahan tambahan.

Meskipun jarang terjadi masalah serius, hal itu dapat mencakup pengangkatan terlalu banyak kulit atau kerusakan lain pada penis. Sunat lebih lanjut atau operasi rekonstruktif mungkin memerlukan. Namun, diharapkan masalah ini terjadi kurang dari 1% dari sunat.

Sebelum Sunat Perhatikan ini

Jika melakukan sunat sesuai dengan prosedur dan melakukan perawatan yang baik, umumnya sunat jarang menimbulkan komplikasi. Adanya perdarahan ringan, penis bengkak dan juga juga muncul koreng berwarna kekuningan pada area penis merupakan hal yang wajar terjadi jika setelah sunat.

Meski sudah dilakukan sesuai dengan prosedur, komplikasi tentunya dapat saja timbul, termasuk diantaranya adalah terjadinya infeksi pada luka operasi dan juga perdarahan. Mengingat tetap ada risiko tersebut, sunat tidak dianjurkan dilakukan pada:

  • Seseorang dengan gangguan pembekuan darah
  • Seseorang dengan kelainan letak lubang kencing (hipospadia)
  • Bayi yang lahir prematur

Banyak manfaat kesehatan dari melakukan sunat. Meski pun relatif aman, sunat tetap berisiko menimbulkan adanya komplikasi. Untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi tersebut, kami menyarankan untuk melakukan sunat oleh dokter atau pun dokter bedah.

Kemudian lakukan perawatan luka setelah sunat sesuai dengan anjuran dari dokter.

konsultasi dokter online

Sumber:

  • Webmd.com. Circumcision. Diakses pada 17 April 2023, dari https://www.webmd.com/sexual-conditions/guide/circumcision
  • Sardjito.co.id. Manfaat Sunat Bagi Kesehatan. Diakses pada 17 April 2023, dari https://sardjito.co.id/2019/11/08/manfaat-sunat-bagi-kesehatan/
  • Medlineplus.gov. Circumcision. Diakses pada 17 April 2023, dari https://medlineplus.gov/circumcision.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *