Kanker serviks adalah pertumbuhan sel tak terkendali (kanker) yang terjadi pada leher rahim. Leher rahim atau serviks merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus. Setiap tahun terjadi 250.000 kematian akibat kanker serviks. Di Indonesia, sekitar 52 juta perempuan terancam kanker serviks.
Awal mulanya terjadi kanker serviks ialah setelah terjadinya perubahan (mutasi) DNA dari sel-sel sehat pada serviks. Sel sehat tumbuh berkembang biak dengan kecepatan tertentu dan pada akhirnya akan mati pada waktunya. Tetapi, mutasi DNA membuat sel tumbuh dan berkembang biak di luar kendali, dan tidak mati seperti sel sehat.
Sehingga menyebabkan, sel-sel abnormal tersebut akan menumpuk bahkan membentuk tumor. Sel kanker bisa menyerang jaringan tubuh di sekitarnya dan juga menyebar (bermetastasis) ke tempat lain di tubuh individu.
Pada umumnya, hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh virus yang bernama HPV. Ini adalah sekumpulan grup virus yang menginfeksi individu pada sel epitel kulit dan membran mukosa, termasuk di area kelamin. Hingga saat ini hampir 100 tipe HPV berhasil diidentifikasi.
Sebagian besar, jenis HPV yang teriidentifikasi tidak berbahaya. Tetapi, jenis HPV 16 dan 18 biasanya yang menjadi penyebab sel-sel pada serviks terganggu yang menjadi pemicu penyakit kanker serviks.
Daftar Isi
Faktor Risiko Terkena Kanker Serviks
Faktor resiko yang bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks sebagai berikut:
- Usia, perempuan yang berusia 34-50 tahun lebih beresiko terkena kanker serviks.
- Suka bergonta-ganti pasangan dalam hubungan seks.
- Sering hamil.
- Terinfeksi virus HPV.
- Memiliki anggota keluarga (nenek atau ibu) dengan penyakit serupa atau keturunan genetik
- Sering melakukan perilaku seksual berisiko, seperti tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks atau saat memakai sex toys.
- Kebiasaan wanita yang merokok berisiko dua kali lebih besar terkena kanker serviks
- Diet yang terlalu ketat atau pola makan yang tidak sehat, seperti kurangnya konsumsi buah dan sayur
- Kelebihan berat badan pada individu dan obesitas, terutama pada kanker serviks jenis adenokarsinoma
- Penggunaan KB jenis oral dengan jangka panjang atau lebih dari 5 tahun
- Hamil di bawah umur 17 tahun.
- Menjalani pengobatan yang memengaruhi sistem imun tubuh, seperti obat HIV.
- Konsumsi obat hormonal dengan tujuan untuk mencegah keguguran.
Gejala Kanker Serviks
- Keputihan merupakan hal normal bagi perempuan, tetapi dalam hal ini ada juga keputihan yang abnormal dengan ciri-ciri seperti, cairan kental yang banyak, berbau tidak sedap, berwarna tidak normal, serta timbul rasa gatal dan panas di vagina.
- Rasa sakit di area kewanitaan dan paha, pada persendian panggul saat menstruasi, saat buang air besar, maupun saat berhubungan seks.
- Flek atau perdarahan yang tak biasa dari organ vagina yang biasanya perdarahan terjadi seusai berhubungan seksual, di luar masa haid, ataupun pasca-menopause.
- Cairan yang keluar dari vagina beraroma aneh atau menusuk, berwarna tidak wajar atau mengandung darah.
- Nafsu makan menurun.
- Bengkak pada kaki.
- Cepat lelah.
Cara Mendeteksi Kanker Serviks
Pap Smear
Pap smear dilakukan dengan cara mengambil contoh sel dari leher rahim, kemudian dianalisa untuk mengetahui apakah ada sel kanker, sel prakanker atau tidak.
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Asam asetat diusapkan pada leher rahim, setelah sekitar 1 menit jika tidak ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, berarti tiodak ada prakanker. Jika terjadi plak putih dan warna menjadi merah maka dinyatakan positif ada prakanker.
Pengobatan Kanker Serviks
Ada beberapa cara untuk mengobati kanker serviks, diantaranya yaitu :
- Operasi disebagian rahim, vagina dan jaringan sekitarnya diangkat melalui operasi. Setelah itu dilakukan pembersihan kelenjar getah bening pada panggul.
- Radioterapi yang menggunakan radiasi untuk merusak dan menghambat pembelahan sel-sel kanker.
- Radiopartikel, sinar gamma digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker.
- Kemoterapi menggunakan obat kimia dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk membunuh sel-sel kanker.
Pencegahan Kanker Serviks
- Disarankan melakukan Pap Smear secara teratur untuk mengetahui apakah seseorang terkena kanker serviks atau tidak, serta mengetahui risiko terkena kanker serviks.
- Vaksinasi HPV untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
- Hindari berganti-ganti pasangan, setialah pada pasangan karena virus HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
- Jangan terlalu aktif secara seksual di usia muda, jika usia masih terlalu muda (<20 tahun) janganlah melakukan hubungan seksual maupun aktif secara seksual.
- Gaya hidup sehat serta jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan alat genital.
Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.
Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.
Baca juga : Klinik Pengobatan Kutil Kelamin di Bekasi