Lymphogranuloma venereum (LGV) adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh varian bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini biasanya ditandai dengan tukak kelamin dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
Bakteri Chlamydia trachomatis berada dalam sel. Penyakit ini endemik untuk daerah tropis, terutama pada Asia Tenggara, Afrika, India, dan Amerika Selatan. Infeksi ini banyak terdapat pada pasangan homoseksual dan dapat menginfeksi siapa saja namun puncaknya pada usia 15 sampai 40 tahun.
Kelenjar getah bening, alat kelamin luar, rektum, dan mulut semuanya dapat terjadi akibat lymphogranuloma venereum (LGV). Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera mendapat pengobatan.
Daftar Isi
Penyebab Lymphogranuloma Venereum
Lymphogranuloma venereum adalah infeksi limfatik kronis akibat dari bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini dapat menular melalui kontak langsung dengan ulkus, bakteri ini juga biasanya menular melalui kontak seksual.
Seperti hubungan seks melalui vaginal, anal, dan oral. Penyakit ini biasanya lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita.
Tanda dan Gejala Lymphogranuloma Venereum
Gejala LGV biasanya akan muncul 3 sampai 30 hari setelah seseorang terinfeksi. Secara umum, berikut adalah gejala limfogranuloma venereum:
- Luka kecil tanpa adanya rasa sakit pada alat kelamin pria ataupun wanita.
- Pembengkakan dan kemerahan pada kulit sekitar pangkal paha.
- Pembengkakan pada bibir vagina.
- Terdapat darah ataupun nanah pada anus maupus feses.
- Terjadinya pembengkakan pada kelenjar getah bening pada pangkal paha kanan dan kiri.
Gejala LGV terbagi menjadi tiga tahap sesuai urutan kejadiannya, yaitu sebagai berikut:
Tahap 1
Pada tahap ini, gelaja akan muncul sekitar 10 sampai14 hari setelah seseorang terinfeksi. Gejala tahap satu adalah luka ulkus kecil untuk area kelamin ataupun mulut tempat terjadinya kontak dengan bakteri penyebab infeksi.
Luka ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan sembuh dalam hitungan hari. Maka dari itu akibatnya, gejala LGV tahap 1 sering kali tidak disadari.
Tahap 2
Pada tahap ke-2, gejala biasanya akan muncul setelah sekitar 2-4 minggu seseorang terinfeksi. Gejala tahap 2 dapat berupa:
- Bengkak pada kelenjar getah bening pada pangkal paha juga kelenjar getah bening pada leher apabila penularan akibat aktivitas oral.
- Gangguan pada anus, seperti nyeri saat BAK dan BAB, perdarahan pada anus, ataupun saat BAB terasa belum tuntas (tenesmus).
- Gangguan umum lainnya, seperti sakit kepala, demam, mual dan muntah hingga nyeri sendi.
Tahap ke 3
Bila infeksi tidak teratasi, baru muncul gejala pada tahap ketiga. Gejala pada tahap 3, yaitu:
- Abses atau adanya kumpulan nanah pada bagian yang terinfeksi.
- Fistula ani.
- Penyempitan saluran anus.
- Ketegangan pada otot-otot panggul.
- Bengkak pada kelenjar getah bening dan sekitar kelamin.
- Kematian jaringan dan pecahnya kelenjar getah bening.
- Mengalami infertilitas atau kemandulan.
Diagnosis Limfogranuloma Venereum
Dokter Anda pertama-tama akan menanyakan tentang gejala dan riwayat seksual Anda. Setelah itu, mereka akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika mereka mencurigai LGV, mereka dapat merekomendasikan tes berikut:
- Tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap Chlamydia trachomatis.
- Tes amplifikasi asam nukleat (NAAT) mencari Chlamydia trachomatis pada selangkangan, rektum, atau sampel kelenjar getah bening.

Faktor Risiko Limfogranuloma Venereum
Berikut merupakan beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi limfogranuloma venereum, sebagai berikut:
- Melakukan hubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).
- Berganti-ganti pasangan seksual.
- Seseorang yang sebelumnya pernah terkena riwayat penyakit menular seksual.
- Sistem imunitas tubuh yang lemah.
- Sedang terinfeksi penyakit HIV.
Pencegahan Lymphogranuloma Venereum
Diantara upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah LGV adalah sebagai berikut:
- Melakukan hubungan seksual dengan menggunakan pengaman.
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
- Hindari berbagai penggunaan barang pribadi, seperti handuk ataupun pakaian.
- Skrining penyakit menular seksual secara rutin bagi yang aktif secara seksual.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Jika Anda memiliki LGV jangka panjang yang tidak mendapat pengobatan, Anda mungkin mengalami komplikasi berikut:
- Fistula di rongga anus.
- Menghalangi aliran cairan getah bening melalui sistem limfatik Anda (obstruksi limfatik).
- Perluasan alat kelamin Anda.
- Infertilitas.
- Penyakit sendi yang disebabkan oleh infeksi (artropati reaktif).
- Penyempitan rektum (striktur rektal).
- Pembengkakan yang signifikan pada alat kelamin Anda (elephantiasis).
- Anda juga mungkin lebih rentan terhadap hepatitis dan pneumonia. Jika fistula atau striktur menyebabkan kerusakan parah pada anus atau rektum Anda, pembedahan mungkin diperlukan.