Cystitis dapat terjadi karena adanya peradangan akibat infeksi bakteri E.Coli pada bagian atas uretra sehingga menyebabkan kemerahan atau pembengkakan. Akibat dari peradangan tersebut dapat menyebabkan gangguan penyimpanan atau pengeluaran air kemih atau urine.
Orang yang terifneksi cystitis biasanya ia akan lebih sering buang air kecil tetapi urine yang keluar hanya sedikit. Ia juga dapat merasakan sakit diarea panggul, ginjal dan sekitarnya sehingga menyebabkan masalha kesehatan yang lebih serius.
Resiko terinfeksi penyakit cystitis ini menjadi infeksi kandung kemih yang paling banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria. Penyebabnya karena saluran kemih atau uretra (saluran utama yang membuang air kencing ke luar tubuh) lebih pendek dibandingkan dengan pria juga letaknya lebih dekat dengan dubur.
Sehingga bakteri yang ada pada dubur lebih mudah masuk karena jarak untuk menginfeksi kandung kemih lebih pendek.
Dalam beberapa kasus orang yang terkena infeksi cystitis ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa dilakukan pengobatan. Namun jika dirasa infeksi dengan gejala yang lebih parah atau infeksinya tak kunjung sembuh maka segera lakukan pemeriksaan dengan dokter.
Lebih baiknya lagi jika anda merasa gejala yang tidak biasa dari area kelamin maka untuk mencegah terjadinya infeksi semakin parah lakukan pengobatan atau konsultasi online dengan dokter kelamin terdekat.
Anda juga dapat mengklik salah satu gambar konsultasi dibawah ini untuk bertanya dengan staff medis yang berpengalaman. Jangan ragu untuk berkonsultasi online gratis via whatsapp karena kami akan membantu dalam memberikan solusi pengobatan masalah kelamin anda.
Daftar Isi
Kenapa Bisa Terinfeksi Cystitis?
Penyakit cystitis paling sering disebabkan karena adanya infeksi bakteri Escherichia coli (E.Coli). Sebenarnya jika bakteri ini ada diusus ia tidak berbahaya tetapi jika ia terdapat pada saluran kemih bakteri ini malah menyebabkan masalah peradangan. Bakteri ini dalam saluran kemih dapat dapat berkembang biak lalu menginfeksi.
Penyakit cystitis dapat terjadi dikarenakan adanya infeksi bakteri maupun non-infeksi. Masuknya bakteri Escherichia coli (E.Coli) pada saluran kemih lebih berpotensi tinggi pada wanita yang aktif dalam hubungan intim.
Sementara itu, cystitis yang disebabkan oleh non-infeksi sering kali disebabkan oleh adanya kerusakan atau iritasi pada kandung kemih. Kondisi ini dapat terjadi dikarenakan kondisi seperti:
- Penggunaan kateter urine dalam waktu yang lama
- Aktivitas seksual
- Efek samping dari kemoterapi dan radioterapi
- Juga bahan kimia yang mengiritasi seperti spermisida
Tetapi walaupun ia tidak aktif dalam hubungan intim bukan berati tidak bisa terinfeksi cystitis. Wanita juga dapat terinfeksi cystitis karena jumlah bakteri yang ada pada area kewanitaan tidak seimbang sehingga dapat menyebabkan peradangan.
Penyebab wanita terifneksi cystitis ini tidak selalu karena adanya infeksi bakteri tetapi obat atau produk kebersihan tertentu juga bisa menyebabkan iritasi atau peradangan. Untuk itu perhatikan beberapa hal yang dapat menyebabkan cystitis yaitu :
- Pengaruh dari obat seperti ifosfamid dan kemoterapi sikolofosfamid.
- Akibat terapi radiasi di daerah panggul.
- Mengguakan kateter dengan waktu yang lumayan lama.
- Efek bahan kimia dari detergen, jeli spermisida atau produk pembersih kewanitaan.
- Komplikasi dari beberapa penyakit seperti batu ginjal, diabetes, akibat prostat membesar dan cedera tulang belakang.
Jika Terinfeksi Cystitis, Apa Tanda dan Gejalanya?
Patut anda curiga ketika merasakan kondisi atau ada gejala yang tidak biasa muncul dalam tubuh atau pada alat kelamin. Karena mungkin saja gejala tersebut termasuk dalam gejala cystitis atau penyakit kelamin lainnya.
Oleh karenanya berikut ini coba anda perhatikan gejala-gejala yang biasanya muncul pada orang yang terinfeksi infeksi kandung kemih (cystitis) seperti :
- Merasakan sensasi panas atau sakit ketika ia buang air kecil (disuria).
- Keram dan nyeri diarea perut bagian bawah.
- Air kemih atau urine keruh dan bau amis.
- Buang air kecil disertai keluar darah atau dengan volume yang sedikit.
- Buang air kecil menjadi lebih sering dari biasanya.
- Adanya demam ringan.
- Sakit saat hubungan seksual (dispareunia).
- Kandung kemih yang terasa nyeri dan seperti tertekan, terutama saat ingin buang air kecil.
- Nyeri perut bagian bawah, punggung bawah, panggul dan juga uretra.
Gejala cystitis pada wanita pada umumnya disertai dengan nyeri pada vagina, bibir vagina ataupun area belakang vagina. Keluhan nyeri ini juga dapat muncul ketika melakukan aktivitas seksual.
Sedangkan pada pria, cystitis sering kali menyebabkan nyeri pada kantung testis, penis ataupun area dibelakang testis. Rasa nyeri tersebut juga dapat muncul ketika sedang orgasme ataupun setelah berhubungan seksual.
Untuk penyakit cystitis dengan gejala yang ringan umumnya akan hilang dengan sendirinya sekalipun tanpa adanya pengobatan. Meskipun begitu, gejala akibat dari cystitis dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan dapat juga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Faktor Resiko Terinfeksi Cystitis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa wanita lebih rentan terinfeksi cystitis dibandingkan dengan pria. Namun perlu anda ketahui ada beberapa faktor lain yang menjadi infeksi cystitis ini lebih meningkat resikonya seperti :
- Gangguan aliran urine.
- Sudah aktif berhubungan seksual.
- Penyumbatan yang menghalangi aliran urine.
- Berubahnya hormon saat hamil dan meanopause.
- Masalah kesehatan pada kandung kemih atau ginjal.
- Orang dengan diabetes atau gangguan sistem imun tubuh.
- Seseorang yang berusia lebih dari 75 tahun atau kurang dari 1 tahun.
- Wanita yang mempunyai kebiasaan membersihkan area kewanitaan dari belakang ke depan.
- Penggunaan kateter dalam jangka waktu yang lama karena dapat membawa bakteri di sepanjang saluran kemih.
- Penggunaan tampon atau memasukkan tampon ke dalam vagina berisiko untuk membawa sedikit bakteri masuk melalui uretra.
- Penurunan kadar estrogen yang membuat lapisan uretra menipis, sehingga meningkatkan adanya infeksi.
- Akibat KB jenis tertentu seperti KB diafragma yang mengandung gen spermesida.
- Perubahan sistem kekebalan tubuh yang tidak optimal dalam menangkal infeksi.
Diagnosis Penyakit Cystitis
Beberapa pemeriksaan yang biasa dokter lakukan untuk menetapkan suatu diagnosis cystitis adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan radang panggul dengan mengecek perut, rahim serta vagina untuk mengecek organ area perut.
- Tes urine yang bertujuan untuk memeriksa atau menemukan tanda dari infeksi saluran kencing, seperti sel darah merah, sel darah putih atau pun bakteri. Pemeriksaan ini juga berfungsi apakah terdapat sel-sel berbahaya di kandung kemih atau tidak.
- Hidrodistensi yang dilakukan dengan memasukkan sistoskop (tabung kecil panjang yang dilengkapi dengan kamera) ke uretra untuk melihat kandung kemoh secara lebih jelas. Selanjutnya dokter akan menyuntikka cairan khusus untuk memeriksa kapasitas kandung kemih.
- Tes sensitivitas kalium dengan memasukkan kalium klorida dan air ke dalam kandung kemih. Jika merasa nyeri saat buang air kecil ketika disuntikkan kalium, ada kemungkinan mengalami cystitis.
Tips Menghindari Infeksi Saluran Kemih, Termasuk Cystitis
Cystitis lebih sering menyerang wanita, hal ini dikarenakan sistem genital wanita bersifat terbuka terhadap lingkungan luar. wanita juga memiliki uretra lebih pendek yang dapat membuatnya lebih rentan untuk terkontaminasi bakteri dari anus.
- Jangan menahan buang air kecil.
- Bersihkan alat kelamin dengan benar, contohnya mencuci dari depan (penis dan vagina) baru kebelakang (dubur).
- Setelah berhubungan badan bersihkan alat kelamin.
- Konsumsi jus cranberry untuk mengurangi resiko infeksi saluran kemih.
- Minum air putih yang cukup untuk menjaga tubuh agar tidak dehidrasi.
Pengobatan yang Umumnya Dilakukan oleh Dokter
Obat antibiotik umumnya digunakan oleh dokter kelamin dalam upaya penyembuhan infeksi cystitits yang diminum 3 sampai 10 hari untuk menghentikan infeksi dari bakteri. Setelah itu dilakukan pengecekkan untuk mengetahui bahwa bakteri sudah hilang atau belum.
- Pemberian obat-obatan
- Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) yaitu pemasangan kabel elektrik di punggung atau area kelamin untuk menghantarkan aliran listrik ringan. Tujuannya untuk mencegah rasa ingin buang air kecil dan meredakan sakit panggul.
- Distensi kandung kemih untuk melebarkan atau merenggangkan kandung kemih menggunakan air.
- Rangsangan saraf sakral untuk memperbaiki kandung kemih dengan memasang kabel tipis didekat saraf sakral yang dialiri listrik ringan. Saraf sakral yaitu sebagai penghubung antara kandung kemih dengan tulang belakang.
- Operasi untuk pembesaran kandung kemih, memotong dan membakar luka menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam uretra.
Baca juga : Penyebab Infeksi Saluran Kemih