Ketahui Gejala dan Pengobatan Vaginosis Bakterialis

Diposting pada
vaginosis bakterialis
vaginosis bakterialis

Vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina. Umumnya, tubuh memiliki bakteri baik yang berfungsi melindungi tubuh dari bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.

Namun, ketika jumlah bakteri dalam vagina berlebihan atau kondisi bakteri jahat yaitu bakteri anaerob meningkat di vagina yang menyebabkan terganggunya keseimbangan bakteri baik sehingga menimbulkan terjadinya infeksi. Bakteri berlebihan dalam vagina dapat menyebabkan iritasi, peradangan, bau (sesudah berhubungan seksual) dan gejala lainnya.

Pada umumnya vaginosis bakterial menyerang wanita di segala usia. Sebagian besar kasus kondisi ini sekitar 75% terjadi ketika wanita dalam masa reproduksi, sekitar usia 15-44 tahun. Wanita yang sedang hamil pun, dapat mengalami vaginosis bakterial, hal ini dapat cenderung menyebabkan melahirkan bayi premature atau bayi dengan berat badan rendah.

Penyebab Vaginosis Bakterialis

Penyebab vaginosis bakterialis adalah adanya pertumbuhan berlebih dari bakteri tertentu, sehingga mengganggu keseimbangan alami bakteri di dalam vagina. Ada dua jenis bakteri di dalam vagina, yaitu :

Bakteri baik

Bakteri baik merupakan bakteri Lactobacillus yang berfungsi membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH normal atau tingkat keasaman vagina. Bakteri ini mendominasi jumlah bakteri di dalam vagina, yaitu sekitar 95%.

Bakteri jahat

Bakteri jahat yaitu bakteri anaerob. Ketika jumlah bakteri baik menurun, pertumbuhan bakteri anaerob akan berlebih sehingga menyebabkan vaginosis bakterialis.

Adapun Penyebab ketidakseimbangan jumlah bakteri di vagina yaitu:

  1. Reaksi terhadap antibiotik.
  2. Alat intrauterine.
  3. Seks yang tidak aman.
  4. Semprotan air.

Kondisi yang memicu terjadinya iritasi pada vagina adalah:

  1. Reaksi terhadap antibiotik
  2. Penggunaan pil KB
  3. Obesitas
  4. Merokok
  5. Hubungan seksual yang tidak aman
  6. Sering berganti pasangan seksual
  7. Tidak menggunakan pengaman saat berhubungan seksual
  8. Kurang hygienitas dalam membersihkan alat kelamin

Gejala Vaginosis Bakterialis

Gejala paling umum infeksi bakteri vagina adalah:

  1. Terasa gatal dan iritasi di vulva dan vagina.
  2. Vagina bau (bau semakin parah setelah berhubungan seks).
  3. Leukorrhea (cairan keputihan) sangat sedikit dan biasanya berwarna putih.

Gejala lainnya yaitu:

  1. Sakit saat berhubungan seks atau dispareunia.
  2. Disuria atau sakit saat buang air kecil.
  3. Kulit di sekitar vulva jadi meradang dan kemerahan

Diagnosis Vaginosis Bakterialis

Langkah awal yang dilakukan untuk mendiagnosis vaginosis bakterialis adalah menanyakan riwayat kesehatan, gaya hidup, dan gejala yang dialami pasien. Selain itu juga, mungkin akan melakukan pemeriksaan lain untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan tersebut meliputi:

Pemeriksaan vagina

Dokter kelamin akan memeriksa bagian dalam vagina dengan bantuan alat yang dinamakan spekulum untuk melebarkan liang vagina.

Pemeriksaan sampel sekresi vagina

Sampel cairan keputihan diambil dengan prosedur usap (swab), kemudian diteliti di laboratorium untuk mendeteksi adanya pertumbuhan bakteri anaerob berlebih di dalam vagina.

Komplikasi Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis biasanya tidak menyebabkan komplikasi. Namun jika dibiarkan tanpa pengobatan, vaginosis bakterialis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  1. Komplikasi dalam kehamilan. Wanita hamil yang menderita vaginosis bakterialis memiliki risiko kelahiran prematur dan meningkatkan risiko tinggi munculnya infeksi setelah proses persalinan.
  2. Penyakit radang panggul. Radang panggul (PID) merupakan jenis penyakit peradangan pada rahim dan saluran indung telur yang dapat menurunkan tingkat kesuburan.
  3. Infeksi menular seksual. Vaginosis bakterialis meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual, seperti virus herpes simplex, chlamydia, dan HIV.
  4. Infeksi setelah operasi. Vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko infeksi pasca operasi daerah panggul, seperti histerektomi atau operasi caesar.

Pencegahan Vaginosis Bakterialis

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan bakteri tersebut, antara lain:

  1. Jangan menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan air, karena dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi. Jika bakteri ini hilang, maka akan meningkatkan risiko vaginosis bakterialis.
  2. Menurunkan risiko iritasi vagina. Risiko iritasi vagina dapat diturunkan dengan cara hindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi untuk membersihkan bagian luar vagina.
    Gunakan celana dalam berbahan katun dan jangan mencuci celana dalam menggunakan sabun cuci dengan kandungan kimia keras.
    Gunakan pembalut tanpa kandungan pewangi.
  3. Mencegah infeksi menular seksual. Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan, atau dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

Pengobatan Vaginosis Bakterialis

Untuk upaya pengobatan vaginosis bakterialis biasanya diobati oleh antibiotik, baik dalam bentuk tablet minum atau tablet yang dimasukkan ke dalam vagina (ovula). Antibiotik dapat membunuh bakteri yang menyebabkan gejala penyakit ini. Dokter akan memberikan antibiotik, jika:

  1. Muncul gejala terus berlangsung.
  2. Gejala muncul saat kehamilan.
  3. Akan menjalani prosedur operasi daerah panggul, seperti histerektomi atau pengangkatan rahim. Pengobatan antibiotik akan menurunkan risiko infeksi serius yang mungkin terjadi pasca operasi.

Cara pengobatan vaginosis bakterial adalah dengan cara pemberian terapi antibiotik sesuai regimen yang direkomendasikan oleh dokter. Perlu diingat bahwa vaginosis bakterial juga sering kali asimtomatik (kondisi penyakit yang sudah positif terkena vaginosis bakterial namun tidak memberikan gejala klinis apapun ke orang tersebut) .

Pasien dengan vaginosis bakterial asimtomatik biasanya tidak perlu mendapatkan terapi secara rutin, kecuali jika ada indikasi tertentu seperti:

  • Hasil pemeriksaan mikroskopik menunjukkan keberadaan infeksi pada wanita yang tidak menunjukkan gejala atau yang mengalami gejala.
  • Wanita yang akan menjalani pemeriksaan ginekologi invasif atau pembedahan ginekologi
  • Wanita hamil yang simtomatik
  • Wanita hamil asimtomatik, terutama jika terdapat riwayat kehamilan prematur idiopatik (penyebabnya tidak diketahui) atau kematian janin pada trimester kedua.

Rekomendasi Klinik Kelamin Terbaik

Klinik Raphael adalah sebuah klinik yang berlokasi di Bekasi. Klinik ini merupakan pusat dari pengobatan kulit dan kelamin yang memiliki keunggulan tempat yang terjaga privasinya dengan biaya berobat yang terjangkau dan memiliki fasilitas yang memadai dalam melakukan praktek ataupun pengobatannya. Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.

Lokasi : Jl. MH. Thamrin No. 17, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17520.

Jam Operasional:
Senin-Jum’at (09.00-19.00 WIB)
Sabtu (09.00-14.00 WIB)
Minggu (Libur)

konsultasi online

Baca juga tentang : Perhatikan ! Penyebab dan Gejala Penyakit Menular Sifilis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *