Neurosifilis merupakan infeksi yang terjadi pada susum tulang belakang atau organ otak orang yang mengidap penyakit sifilis yang sudah bertahun-tahun. Penyakit sifilis menahun yang tidak dilakukan pengobatan akan menyebabkan komplikasi yang semakin buruk, contohnya neurosifilis.
Infeksi pada saraf otak ini jangan menganggap remeh namun neurosifilis dapat mengancam jiwa. Untuk itu mari kita bahas sedikit tentang penyakit ini agar kita semua dapat terhindar dan mencegah dari penyakit neurosifilis ini.
Selanjutnya penyakit ini dapat berkembang setelah 10 sampai 20 tahun pada seseorang yang mengidap penyakit HIV dan sifilis jika tidak mengobatinya.
Ketika bakteri Treponema pallidum menginfeksi tubuh dan tidak segera lakukan pengobatan maka dengan waktu yang cukup lama akan menyebabkan neurosifilis.
Bakteri ini juga yang menyebabkan infeksi sifilis, oleh karenanya mengobati sifilis harus segera dan jangan biarkan sampai bertahun-tahun.
Daftar Isi
Jenis Penyakit Neurosifilis
Setelah mengetahui pengertian dan penyebab dari penyakit neurosifilis ini, maka untuk lebih paham anda juga harus tau tentang jenisnya. Gejalanya berbeda-beda pada setiap jenisnya, berikut lima jenis infeksi neurosifilis yaitu :
Neurosifilis Asimtomatik
Jenis asimtimatik ini menjadi infeksi neurosifilis yang paling umum menginfeksi seseorang. Orang yang terinfeksi tidak meninmbulkan gejala atau rasa sakit.
Neurosifilis Meningeal
Kemudian untuk jenis neurosifilis meningeal ini gejalanya seperti:
- Leher kaku
- Terasa mual dan muntah
- Kepala sering terasa sakit
- Penglihatan dan pendengaran terganggu.
Neurosifilis Meningovaskular
Tingkat infeksi lebih serius dari jenis neurosifilis meningeal yang gejalanya dapat menyebabkan stroke pada orang yang terinfeksi. Setelah terinfeksi jenis ini beberapa bulan atau bahkan tahun, sekitar 10 sampai 12% mengalami stroke.
Paresis Umum
Paresis umum ini dapat terasa oleh seseorang setelah ia terinfeksi sifilis sudah puluhan tahun. Untuk gejala paresis umum biasanya akan mengalami:
- Perasaan takut dan curiga yang berlebih (paranoid).
- Suasana hati yang mudah berubah dengan cepat (mood swing).
- Berubahnya sifat kepribadian.
- Pelemahan pada oto-totot.
- Terganggunya kemampuan berbahasa.
- Penurunan daya ingat (demensia).
Tabes Dorsalis
Meski jarang terjadi, jenis neurosifilis yang satu ini memengaruhi sumsum tulang untuk gejalanya seperti:
- Hilangnya koordinasi dan keseimbangan tubuh.
- Susah untuk menahan buang air kecil (inkontinensia).
- Gaya berjalan yang berubah.
- Terjadi masalah pada penglihatan.
- Seeing merasakan sakit perut, kaki dan lengan.
Tanda dan Gejala Infeksi Neurosifilis
Penderita Neurosifilis biasanya mengalami tanda dan gejala lain seperti ini:
- Masalah pada penglihatan sampai kebutaan
- Depresi
- Ketidakmampuan untuk berjalan
- Mati rasa pada jari kaki
- Susah untuk berkonsentrasi
- Terajdi kejang
- Kaku leher
Cara Mendiagnosis Neurosifilis
Ada beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis neurisifilis yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang ini, yaitu:
- Tes fisik biasanya dokter umum akan mengecek refleks otot normal. Tujuan dari pengecekan fisik ini untuk menentukan perkembangan otot dan kehilangan jaringannya atau tidak,
- Tes darah untuk melakukan pengecekkan stadium menengah.
- Spinal Tab berfungsi untuk pengecekkan neurosifilis stadium akhir dengan mengambil cairan tulang belakang dan otak.
- Pengecekkan dengan pencitraan atau pemindaian CT scan dan MRI. Melalui ini dokter akan dapat melihat sumsum tulang belakang, batang otak dan otak untuk mengecek penyakit neurosifilis.
Cara pengobatan penyakit neurosifilis
Bakteri adalah penyebab dari infeksi penyakit ini untuk itu dalam upaya pengobatannya dapat menggunakan antibiotik. Perlu memperhatikan penggunaan antibiotik ini harus sesuai dengan saran dari dokter setelah ia melakukan pemeriksaan. Karena pada setiap orang yang terinfeksi tingkat keparahannya berbeda-beda.
Dalam pemberian antibiotik ini dapat dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau dikonsumsi kurang lebih selama 10 sampai 14 hari.
Selama proses penyembuhan akan dilakukan pengecekkan darah dibulan ke-3 dan 6. Kemudian ia akan melakukan tes darah lagi pada setiap tahunnya sampai 3 tahun.
Selama masa penyembuhan dokter akan terus melakukan pemantauan kadar cairan bening yang di bawah tulang tengkorak (serebrospinal) setiap 6 bulan sekali.
Yang sangat dikhawatirkan ketika orang yang menderita neurosifilis ia juga terinfeksi HIV, pada kasus ini pengobatannya akan lebih sulit karena infeksi penyakit sifilis dari bakteri Treponema pallidum dan virus HIV.