Gatal Pada Selangkangan

Diposting pada
Gatal pada selangkangan

Mungkin disebabkan oleh kutu kemaluan dan apa itu kutu kemaluan.?
Kutu kemaluan, juga sering disebut crabs, yang merupakan kondisi dimana terjadi disaat Anda memiliki serangga berukuran sangat kecil yang berada di kelamin Anda.

Ada 3 tipe kutu yang menyerang manusia:

  1. Pediculus humanus capitis: kutu kepala
  2. Pediculus humanus corporis: kutu tubuh
  3. Phthirus pubis: kutu kelamin

Nah Kutu kemaluan (Pthirus pubis) adalah serangga parasit kecil yang dapat menempati area berambut di tubuh manusia, umumnya di rambut kemaluan. Parasit ini hidup dengan cara menghisap darah melalui kulit, dan dapat menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitinya.

Selain pada rambut kemaluan, kutu kemaluan juga bisa mendiami bulu ketiak dan bulu kaki, janggut dan kumis, bulu mata dan alis, serta bulu dada dan punggung. Dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dari kutu kulit kepala, kutu kemaluan lebih dapat bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal dibanding pada rambut kulit kepala yang cenderung lebih halus dan lembut.

Apa saja tanda dan gejala kutu kemaluan ?

Pasien dengan kutu rambut kemaluan sering kali mengalami gatal pada area kelamin atau anus pada 5 hari setelah munculnya kutu. Berikut gejala akibat keberadaan kutu kemaluan, yaitu :

  1. Gejala awal ditandai dengan rasa gatal pada kulit akibat reaksi , dan memburuk saat malam hari. Hal ini karena saat malam hari kutu kemaluan aktif menghisap darah manusia
  2. Terdapat bintik kecil berwarna merah kebiruan pada kulit bekas gigitan
  3. Terdapat bintik cokelat pada pakaian dalam, yang merupakan kotoran kutu kemaluan
  4. Terlihat telor kutu atau kutu pada rambut-rambut tersebut
  5. Demam (namun suhunya rendah)
  6. Peradangan dan iritasi akibat digaruk
  7. Peradangan pada mata, jika infeksi kutu kemaluan terdapat pada bulu mata atau alis
  8. Kurang energi

Bagaimana cara penularan kutu kelamin ?

Kutu kemaluan memiliki 3 bentuk perkembangan, yaitu telur, nimfa, serta kutu dewasa. Telur kutu biasanya melekat erat pada batang rambut. Telur akan menetas dalam waktu 6 sampai 10 hari, dan menjadi nimfa. Bentuk nimfa serupa dengan kutu dewasa, namun berukuran lebih kecil. Perkembangan nimfa hingga menjadi kutu dewasa berkisar 2sampai 3 minggu.

Kutu dewasa berwarna sedikit abu-abu, memiliki 6 kaki, dan berukuran sekitar 2 mm. Ukuran kutu betina biasanya lebih besar dibanding kutu jantan dapat mengeluarkan hingga 300 telur sepanjang hidupnya yang berkisar antara 1sampai 3 bulan.  Jika kutu kemaluan terlepas atau jatuh dari rambut, maka kutu akan mati dalam waktu satu hingga dua hari.

Kutu kemaluan dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat melalui kontak tubuh. Penyebaran yang paling banyak terjadi adalah melalui kontak seksual (termasuk seks oral), baik dengan menggunakan alat kontrasepsi atau tidak. Pada kasus yang jarang terjadi, kutu kemaluan dapat menyebar akibat menggunakan pakaian, seprai, atau handuk secara bersama.

Anak dapat terkena kutu setelah tidur di tempat tidur yang sama dengan seseorang yang memiliki kutu rambut kemaluan. Pada anak-anak, kutu biasanya tinggal di bulu mata atau alis. Adanya kutu kemaluan pada anak bisa menjadi indikasi adanya kekerasan seksual.

Faktor yang membuat lebih berisiko tertular Kutu Kelamin

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang berisiko lebih tinggi untuk kutu rambut kemaluan, yaitu:

  1. Memiliki beberapa pasangan seksual
  2. Memiliki kontak seksual dengan orang yang terinfeksi
  3. Menggunakan seprai atau pakaian yang digunakan orang yang terinfeksi

Bagaimana cara mencegah Kutu Kemaluan ?

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi penularan infeksi kutu kemaluan, yaitu :

  1. Hindari berbagi pakai handuk, pakaian, atau seprai dengan orang yang terinfeksi kutu kemaluan.
  2. Jika terdiagnosis menderita infeksi parasit ini, ajak anggota keluarga dan pasangan untuk memeriksakan diri juga ke dokter kelamin cikarang.
  3. Sebaiknya hindari melakukan hubungan seksual hingga dinyatakan telah sembuh oleh dokter.
Konsultasi Online

Baca juga : Priapismus – Penyebab, Pencegahan Juga Pengobatannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *